Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Komunitas Migas Indonesia (KMI) S Herry Putranto meyakini PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai sub holding upstream Pertamina menyikapi positif pernyataan agar Pertamina mengerjasamakan sumur-sumur migas yang tidak aktif beroperasi atau idle. Sebab, selama ini PHE memang sudah terbiasa bekerja sama dengan mitra.
“PHE pasti (menyikapi) positif, karena mereka biasa kerja sama dengan mitra lewat berbagai pola,” jelas Herry, dalam keterangannya, hari ini.
Baca juga: PHE Terapkan Strategi Sinergi Operasi Tingkatkan Produksi Migas
Menurut Herry, permintaan agar bekerja sama lebih merupakan dorongan ulang. Meski dampaknya tidak terlalu signifikan mengejar target lifting 1 juta barel per hari, setidaknya mampu menggerakkan roda ekonomi pengusaha menengah dan kecil.
“Kan (produksi) minyak turun terus, makanya dikerjasamakan yang sudah idle lewat KSO (kerja sama operasi). Karena kalau sumur-sumur kecil ditotal, mentok 10 ribu barel per hari. Namun, memang lumayan buat mitra berskala kecil,” kata Herry.
Kapasitas produksi sumur-sumur kecil yang idle tersebut, jelas Herry, umumnya di bawah 3.000 barel per hari. Adapun yang berkapasitas sekitar 3.000-4.000 barel per hari, bisa dikerjakan mitra berskala menengah seperti Indika.
Baca juga: Dua Tahun Subholding Hulu,PHE Capai Produksi 1 Juta BOEPD
“Jika seluruh sumur idle itu dikerjasamakan, mungkin produksi minyak yang terkumpul bisa mencapai 10 ribu barel per hari,” kata dia.
Bahkan, imbuhnya, kerja sama juga bisa dilakukan dengan perguruan tinggi atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Untuk perguruan tinggi, tentu saja lebih kepada lembaga bisnisnya,” kata dia.
Kerja sama dengan perguruan tinggi itu juga bisa menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menimba ilmu perminyakan. Polanya bisa perguruan tinggi ikut perusahaan lain atau dikerjakan sendiri.
“Jika dikerjakan sendiri, yang mengambil peran adalah lembaga bisnis kampus seperti PT LAPI ITB atau MAKARA UI,” urai Herry.
Baca juga: Popularitas Instrumen ESG Diprediksi Meningkat
Kerja sama dengan BUMD juga perlu. Terutama, menghindari pemanfaatan sumur idle oleh perorangan secara ilegal.
Pengelolaan ilegal oleh perorangan, umumnya tidak memperhatikan tingkat keselamatan atau health safety security environment (HSSE). Bisa saja mereka sambil merokok, padahal sumur-sumur itu mudah terbakar.
“Makanya, jika dikerjasamakan dengan BUMD kan bisa lebih tertib,” kata dia.
Dalam konteksi ini Herry tidak menepis, bahwa perusahaan yang bekerja sama dengan PHE pun, harus merupakan perusahaan yang juga tetap menjaga aspek HSSE dalam operasinya.
Mengenai pernyataan agar Pertamina bekerja sama untuk sumur idle, sebelumnya disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
"Kita sudah minta supaya itu dikerjasamakan atau dilepas, kita sudah kasih aturan untuk itu, sudah ada dari kementerian," ujar Arifin, di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (22/9) lalu. (RO/S-2)
Perseroan membukukan pendapatan usaha tahun buku 2023 sebesar Rp12,5 triliun,
Setelah selesai, akuisisi ini akan meningkatkan produksi harian MedcoEnergi sebesar 13 MBOEPD
Permintaan terhadap minyak diprediksi mencapai puncaknya pada awal 2030-an sedangkan permintaan atas gas meningkat hingga pertengahan 2040-an.
Sebagai bagian dari BUMN, PHE diharapkan bisa mengemban amanat untuk menjadi lokomotif ekonomi Indonesia serta mampu memberikan efek domino pada pertumbuhan ekonomi.
Manajemen rantai pasok (suply chain management/SCM) menjadi pilar penting dalam mendukung pencapaian target lifting minyak dan gas bumi (migas) Indonesia.
Pemerintah mengusulkan asumsi lifting migas di tahun depan dalam asumsi makro RAPBN 2025. Angkanya menyusut menjadi 1,58 juta hingga 1,64 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
ANGGOTA Komisi VII DPR RI Mulyanto berpandangan Indonesia akan terus ketergantungan terhadap impor minyak seiring penurunan target produksi siap jual (lifting) minyak.
Untuk mencapai target tersebut, SKK Migas dan Medco EP Natuna telah menetapkan program pengeboran yang masif. Medco EP Natuna telah melakukan pengeboran Ofshore sebanyak 8 sumur
Deputi eksplorasi melihat langsung sumur SAS 1 yang sudah beroperasi dengan lifting sebesar 2.000 BOPD pada Jumat (29/12)
Ia menjelaskan penyebab utama merosotnya produksi migas lantaran terdapat masalah produksi seperti terjadi kebocoran pipa minyak milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved