Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANK Indonesia memperkirakan The Federal Reserve (The Fed) akan kembali menaikan suku bunga acuannya pada November mendatang. Itu bakal mendorong ketidakpastian pasar keuangan global makin tinggi dan berlangsung lebih lama.
"Fed Fund Rate (FFR) dari bacaan kami kemungkinan akan naik sekali lagi, yaitu di awal November. Itu probabilitasnya, akan ada kenaikan terakhir di awal November," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (21/9).
Kemungkinan tersebut bakal mendorong tingkat suku bunga acuan yang tinggi lebih lama (higher for longer) hingga triwulan I 2024. Akibatnya muncul potensi peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Baca juga: The Fed Pertahankan Tingkat Suku Bunga, Kenaikan Diperkirakan November
Indikasi tersebut juga terlihat dari menguatnya mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mata uang negara lain. Dari catatan BI, indeks dolar AS (DXY) terus menguat ke level 105,4. Sejumlah kalangan bahkan memprediksi itu bisa menembus 106.
"Artinya memang ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, FFR yang kemungkinan akan naik di AS, ekonomi AS yang strong, inflasi turun tapi lambat sekali, dan dollar AS sangat kuat. Sementara Eropa, kemungkinan akan di-hold suku bunganya, meski inflasi belum turun, tapi ekonomi mereka melambat," jelas Perry.
Baca juga: The Fed Dinilai akan Hentikan Penaikan Suku Bunga
Ketidakpastian yang meninggi di pasar keuangan global juga diikuti dengan perlambatan ekonomi Tiongkok. Itu membuat tingkat ketidakpastian ekonomi global kian meningkat. Negeri Tirai Bambu diketahui saat ini tengah mengalami perlambatan ekonomi.
Itu dikarenakan kinerja ekspor Tiongkok melambat akibat melemahnya permintaan dunia. Perlambatan juga disebabkan perang dagang yang terjadi dengan AS. Kinerja ekonomi domestik Tiongkok juga melambat seiring menurunnya tingkat keyakinan konsumen di Negeri Tirai Bambu.
Belum lagi sektor properti di Tiongkok masih terseok-seok.
"Saat sebelum covid, terjadi property boom di Tiongkok, ekspansif dan kemudian covid, dan sekarang belum pulih. Itu yang menjadi isu di properti," terang Perry.
"Itu menyebabkan rambatan ke negara lain, juga kenapa ekspor kita yang tidak sekuat sebelumnya, karena dampak pelemahan ekonomi Tiongkok," tambahnya. (Mir/Z-7)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved