Shinkansen Penting, tetapi Tekstil Lebih Penting

"SHINKANSEN penting bagi Indonesia, tapi lebih penting lagi industri tekstil karena ia menghidupi rakyat banyak," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kepada Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yoichi Miyazawa seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Usman Kansong dari Tokyo, Jepang, kemarin.

Mendag berkunjung ke 'Negeri Sakura' untuk melihat langsung keunggulan shinkansen, kereta supercepat yang ditawarkan Jepang untuk proyek transportasi Jakarta-Bandung.

Namun, selain shinkansen, Mendag memakai kesempatan itu untuk membicarakan hal lain, seperti industri tekstil.

Dewasa ini, industri padat karya tersebut mengalami keterpurukan, yang antara lain akibat serbuan tekstil Tiongkok.

Padahal, di era 1980-an, Indonesia pernah berjaya dengan industri tekstilnya, menjadi salah satu negara eksportir terbesar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, per triwulan II 2015, industri tekstil menciut 1,98% jika dibandingkan dengan periode sama di 2014. Dalam kurun serupa, industri pakaian jadi drop 12,77%.

"Industri tekstil di Indonesia sedang terpuruk. Kami berharap Jepang membantu dan mendukung revitalisasi industri tekstil Indonesia," kata Rachmat.

Ia menambahkan, bantuan dan dukungan Jepang bisa berupa teknologi permesinan dan pinjaman. Revitalisasi industri tekstil, menurutnya, akan melengkapi keberadaan shinkansen. Itu antara lain karena banyak industri tekstil di Bandung dan sekitarnya. "Industri tekstil bisa meminjam uang untuk memperbaiki permesinan mereka, dengan bunga murah tentunya," kata Rachmat.

Jepang memang punya kompetensi di bidang industri tekstil. Sejumlah industri otomotif di sana awalnya memproduksi tekstil. Bahkan, ada perusahaan tekstil yang kini beralih memproduksi komponen pesawat. Saat ini, tinggal sejumlah perusahaan yang memproduksi tekstil. Itu pun yang berkualitas istimewa.

Terkait hal itu, pihak Jepang akan membantu dan mendukung revitalisasi industri tekstil di Indonesia, baik dalam hal teknologi maupun permodalan. "Sebaiknya ada pembicaraan lanjutan di tingkat tinggi guna merealisasikan hal ini," kata Miyazawa. (E-2)