Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NILAI Tukar Petani (NTP) tercatat naik 0,21% dari 110,41 di Juni 2023 menjadi 110,64 pada Juli 2023. Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani lebih besar ketimbang indeks harga yang dibayarkan petani.
"Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,34% lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani sebesar 0,13%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (1/8).
Indeks harga yang diterima petani pada Juli 2023 tercatat di level 129,58. Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan tersebut ialah kelapa sawit, kopi, gabah, dan kakao atau coklat biji.
Baca juga : Nilai Tukar Petani Naik Jadi 110,41 di Juni 2023
Sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani tercatat ada di level 117,12. Komoditas utama yang mendorong kenaikan itu ialah cabai merah, bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Pudji menambahkan, terdapat tiga NTP subsektor yang mengalami kenaikan pada Juli 2023. Pertama ialah NTP subsektor tanaman rakyat perkebunan yang naik 1,34% dari 124,73 pada Juni 2023 menjadi 126,40 di Juli 2023.
Baca juga : Pemerintah Diminta Tindak Tegas Perkebunan Sawit Dalam Kawasan Hutan
Indeks harga yang diterima petani di NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan 1,52%, lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayarkan petani, yaitu 0,18%.
"Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga diterima petani di subsektor tanaman perkebunan rakyat ini adalah kelapa sawit, kopi, kakao atau coklat biji dan juga karet," jelas Pudji.
Selain itu, NTP subsektor tanaman pangan juga tercatat mengalami kenaikan 0,28% dari 104,38 menjadi 104,67. Kenaikan berikutnya juga terjadi pada NTP subsektor peternakan, yakni sebesar 0,21% dari 104,12 menjadi 104,35.
Di saat yang sama, BPS juga mencatat terjadi penurunan di dua NTP subsektor. NTP subsektor hortikultura tercatat mengalami penurunan terdalam, yakni 3,22% dari 112,93 menjadi 109,30.
Penurunan terjadi karena indeks harga yang diterima petani di subsektor hortikultura turun sebesar 3,09%, sedangkan indeks harga yang dibayar mengalami kenaikan sebesar 0,13%.
Adapun empat komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani di subsektor hortikultura adalah bawang merah, cabai rawit, tomat, dan petai.
Sejalan dengan kondisi NTP, BPS juga mencatat adanya kenaikan pada Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 0,27% dari 111,11 di Juni 2023 menjadi 111,41 pada Juli 2023.
"Ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,34%, lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal atau BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,07%," tutur Pudji.
Adapun hal yang membedakan NTP dan NTUP yakni penghitungan yang dilakukan oleh BPS. Pada NTP, BPS menghitung indeks yang diterima petani dengan indeks yang dibayarkan petani, mencakup seluruh pengeluaran petani seperti pengeluaran rumah tangga, biaya produksi, sekolah, berobat, kebutuhan sandang, papan, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi riil pengeluaran usaha petani.
Sementara pada NTUP, BPS mengeluarkan konsumsi rumah tangga, alias hanya menghitung pengeluaran terkait kegiatan produksi usaha petani. NTP dan NTUP di atas 100 menunjukkan kondisi petani mengalami surplus dan di bawah 100 menggambarkan petani merugi. (Z-4)
Heru menekankan pembangunan yang dilakukan tanpa menggunakan data yang tepat dapat berakibat fatal dan tidak mencapai target yang diinginkan.
Kemitraan strategis ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan organisasi dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan berbasis data.
Pojok Statistik Unpar merupakan implementasi dari kerja sama yang sudah dijalin Unpar bersama BPS Jabar
Yayasan Advokasi Hak Konstitusional (Yakin) menyeret Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Komisi Informasi Pusat (KIP) demi mendapatkan akes informasi seputar data kepemiluan.
Perekonomian Tiongkok, khususnya lapangan kerja bagi kaum muda, menjadi kekhawatiran besar bagi para delegasi menjelang pertemuan legislatif tahunan di Beijing.
Perekonomian Kanada tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,0% dalam tiga bulan terakhir pada 2023. Ini membalikkan penurunan dari kuartal sebelumnya.
Pada Juni 2024, sebanyak 32 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dengan kenaikan nasional mencapai 118,77 atau naik 1,77%.
Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan
Nilai tukar petani (NTP) April 2024 tercatat sebesar 116,79 atau anjlok 2,18% dibandingkan Maret 2024.
Kenaikan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,29% lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar (Ib) petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,40%.
profesi petani ditinggalkan generasi muda karena dianggap usaha pertanian tidak lagi menguntungkan.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sejumlah penyebab utama menurunnya usaha pertanian di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved