Ekonomi Islam Topang Dunia

KEUANGAN syariah, kuliner dan fesyen islami, juga seni arsitektur Islam merupakan kekuatan yang semakin berkembang. Di tengah ekonomi dunia yang melesu, inovasi menjadi jurus mujarab untuk memenangi persaingan.

Presiden Joko Widodo mengatakan hal itu saat membuka secara resmi World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin.

Dalam gelaran kali ini, Jakarta bertindak sebagai tuan rumah bagi forum internasional yang telah diselenggarakan sebanyak 12 kali tersebut.

Meski demikian, kata Jokowi, komunitas muslim jangan berpuas diri. “Kita belum cukup kuat di media, media sosial, dan teknologi. Oleh karena itu, di sana kita belum mampu memenangi persaingan. Jika kita tidak mendidik dan melatih masyarakat kita, dunia akan semakin meninggalkan kita,” kata Jokowi.

Menurut Presiden, inovasi telah mengubah wajah dunia. Presiden menyeru kepada pemimpin negara-negara Islam untuk menggenjot inovasi sehingga memberi kontribusi bagi kese-jahteraan masyarakat.

“Inovasi dapat membuat sejumlah ­orang menjadi sangat kaya. Akan tetapi, hanya diri kitalah sebagai pemimpin yang dapat memastikan bahwa manfaat dari inovasi tersebut terbagi juga secara adil kepada masyarakat kurang mampu.”

Presiden menyebut salah satu tantangan terbesar bagi masyarakat dunia dewasa ini ialah pertumbuhan ekonomi global yang melambat. Selain itu, serangan teror yang tidak bisa diprediksi.

“Kita harus melakukan kerja yang sulit, rumit, membangun industri, sistem, lapangan kerja, untuk mendidik anak kita terutama dalam hal sikap yang dibutuhkan di abad XXI,” jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di tengah situasi dunia dewasa ini, Presiden berpendapat bahwa masyarakat muslim dunia memiliki keunggulan usia demografis.
“Masyarakat muslim memiliki demografi paling baik ketimbang kelompok agama lainnya. Rata-rata 23 tahun dan rata-rata tengah pemuda muslim dunia 33 tahun,” tutur Jokowi.

Sektor usaha mikro

Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mendorong berkembangnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga kian berkontribusi pada perekonomian.
“UMKM bisa menjadi kuat dan penahan apabila ekonomi sedang terguncang,” ujar Sri Mulyani.

Ketua WIEF Tun Musa Hitam menilai potensi bisnis UMKM di Indonesia sangat besar untuk dikembangkan menjadi bisnis masa depan. “Di Indonesia ada 60 juta UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi dan berkontribusi bagi produk domestik bruto,” ujarnya.

Pada bagian lain, pemerintah meluncurkan Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah di sela-sela gelaran WIEF. Kepala Bappenas Bambang ­Brodjonegoro mengatakan, setelah 20 tahun eksistensinya, sistem keuangan syariah Indonesia membangun infrastruktur keuangan syariah dasar yang solid. Bambang menuturkan ada dua rekomendasi utama dalam masterplan tersebut.

Pertama, peningkatan dan perluasan perbankan, pasar modal, keuangan syariah nonbank, dan dana sosial. Kedua, pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang akan diketuai Presiden. (Dro/X-6)