Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid memimpin komitmen untuk pembangunan berkelanjutan di sektor bisnis dan swasta di seluruh ASEAN melalui inisiatif-inisiatif inovatif dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
Diakui oleh pemimpin ASEAN saat KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, pembangunan berkelanjutan telah menjadi visi bersama yang mencakup pengurangan emisi karbon, promosi industri hijau, dan pemanfaatan energi terbarukan, seperti kendaraan listrik (EV).
Arsjad menegaskan, pembangunan berkelanjutan di ASEAN adalah hal yang perlu dilakukan, begitu juga secara global.
Baca juga : Hadirkan Inovasi Bisnis, KoinWorks Raih Penghargaan Internasional
"Pembangunan berkelanjutan akan mengurangi dampak dari ancaman perubahan iklim yang dibarengi dengan komitmen antara berbagai pihak untuk membuat ekosistem industri, ekonomi, usaha, dan lingkungan yang berkelanjutan dan hijau," jelasnya.
Selain KTT ASEAN, prioritas untuk memprioritaskan pembangunan berkelanjutan juga baru-baru ini diadvokasi dalam pertemuan G7 di Hiroshima, Jepang. Secara global, pembangunan berkelanjutan menjadi kebutuhan untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik dan lebih hijau bagi ekonomi, industri, lingkungan, dan masyarakat.
Baca juga : Bertemu Presiden Prancis Macron, Jokowi Bahas 4 Hal Ini
Negara-negara di wilayah ASEAN yang rentan terhadap perubahan iklim juga sepakat untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan sebagai isu utama.
"Sehingga dari pada itu, kerjasama dengan sektor bisnis dan swasta dinilai sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan ASEAN-BAC sepenuhnya berkomitmen untuk mendukung upaya tersebut," tutur Arsjad.
Melalui proyek-proyek berkelanjutan, ASEAN-BAC menunjukkan komitmennya dalam mendorong industri yang berkelanjutan dan hijau. Mempromosikan pembangunan berkelanjutan di sektor swasta adalah sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
"Transisi membutuhkan komitmen besar dan harus kita bayar mahal. Tapi memang harus kita lakukan karena manfaatnya akan dirasakan oleh anak cucu kita di masa mendatang. Terlebih ASEAN menyumbang sekitar 8% emisi karbon global dan termasuk dalam kawasan yang rentan terhadap perubahan iklim. Karena itu kita harus ambil tindakan dari sekarang," ujar Arsjad.
Policy Manager untuk Sustainable Development Working Group Radju Munusamy menambahkan, ada tiga prioritas utama, yaitu mengembangkan pemahaman dan kerangka kerja bersama untuk net zero, memanfaatkan sustainable financing, dan memungkinkan transisi energi yang adil dan terjangkau.
Menurut Radju, ASEAN sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, sehingga penting untuk memiliki sebuah rencana aksi bersama yang dapat diadopsi dan diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan dalam perjalanan mencapai net zero.
"Melalui kepemimpinan ASEAN-BAC, ASEAN Taxonomy Versi 2 menuju net zero telah dirilis pada Maret 2023 dan dirancang untuk memungkinkan transisi yang adil menuju adopsi keuangan berkelanjutan oleh Negara Anggota ASEAN. Hal ini akan membantu menyelaraskan klasifikasi kegiatan dan aset berkelanjutan di seluruh ASEAN,” tegas Radju.
Sebagai upaya konkrit, ASEAN-BAC telah meluncurkan proyek-proyek berkelanjutan untuk mendukung bisnis dalam mengurangi emisi karbon dan bertransisi ke masa depan yang berkelanjutan. Inisiatif-inisiatif ini termasuk ASEAN Net Zero Hub dan ASEAN Carbon Center of Excellence.
"ASEAN Net Zero Hub memberikan platform bagi para pemangku kepentingan untuk bertukar pengetahuan dan praktik terbaik dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon. Kolaborasi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat sipil ini mendorong dekarbonisasi di sektor industri ASEAN," papar Muhammad Yusrizki, Legacy Lead untuk ASEAN Net Zero Hub.
Legacy Lead untuk ASEAN Carbon Center of Excellence Dharsono Hartono mengatakan, pihaknya memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik tentang solusi berbasis alam dan perdagangan karbon.
"Dengan membangun jaringan yang kuat antara pelaku pasar, kami mendorong tujuan iklim ASEAN dan mempromosikan ekonomi hijau melalui solusi berbasis alam," ungkap Dharsono.
Untuk menjalin kemitraan dan tindakan konkret untuk inisiatif-inisiatif tersebut, ASEAN-BAC telah melibatkan delapan negara, termasuk Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei, Myanmar, dan baru-baru ini Britania Raya.
Roadshow ASEAN, yang meliputi Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei, dan Myanmar, bertujuan untuk meningkatkan integrasi regional dan menjadikan negara-negara ASEAN sebagai pusat utama kendaraan listrik (EV).
Upaya bersama Indonesia, Filipina, dan Vietnam, yang menyumbang 31% produksi nikel global, memiliki potensi mengendalikan lebih dari 50% cadangan nikel, memperkuat posisi mereka di industri EV. Brunei, dengan lokasinya yang strategis di Pulau Borneo memiliki visi besar untuk menjadi pusat hijau yang menonjol di ASEAN dengan memprioritaskan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan ekosistem rendah karbon dan solusi berbasis alam.
Kamboja memiliki pasar EV yang berkembang pesat dan telah memberlakukan insentif untuk mengurangi bea masuk kendaraan listrik, menjadikannya sekitar 50% lebih murah daripada kendaraan konvensional.
Myanmar, dengan cadangan mineral langka seperti disprosium dan terbium yang melimpah, yang sangat penting untuk pembuatan EV yang ringan, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pembangunan berkelanjutan di wilayah ini.
Selain itu, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow di berbagai negara mitra ASEAN, termasuk Britania Raya. Dalam upaya ASEAN dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, ASEAN-BAC mengundang para pengusaha Britania untuk berinvestasi dalam pengurangan karbon.
Dengan memanfaatkan prestasi dan pengalaman Britania Raya sebagai pionir karbon sukarela yang diinisiasi oleh Bank of England, Britania Raya menjadi pintu gerbang bagi ASEAN-BAC untuk mencapai negara-negara Eropa.
"Pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan haruslah beriringan. Apa yang baik untuk bisnis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat harus baik juga bagi kelangsungan planet kita. Karena itu ASEAN-BAC mendorong sektor swasta untuk ikut menciptakan perekonomian regional yang lebih hijau dan maju," kata Arsjad.
Selain roadshow salah satu strategi untuk terus menjalin kemitraan dengan para sektor bisnis dan swasta di dalam dan luar ASEAN adalah dengan ASEAN Business Investment Summit (ABIS) dan ASEAN Business Awards (ABA) 2023 pada 3-4 September mendatang.
Dalam ABIS 2023 akan ada berbagai acara seperti forum investasi, diskusi panel dengan tokoh penting dan pemimpin dunia, CEO, hingga adanya pertemuan bilateral dan multilateral. Sedangkan untuk ABA 2023 akan menjadi wadah penghargaan bagi sektor bisnis dan swasta di ASEAN melalui 8 prioritas penghargaan. (RO/Z-5)
PT Vale menekankan pentingnya penerapan prinsip-prinsip Environment, Social and Government (ESG) untuk menjaga masa depan industri, khususnya pertambangan.
Sinergi ini sebagai kolaborasi SMV Kemenkeu yaitu BPDLH, PT PII dan IIF sehingga bisa terlihat hasil dan dampaknya dari hulu ke hilir.
Tujuan utama acara adalah untuk mendidik peserta tentang pentingnya pertanian perkotaan dalam mendukung keamanan pangan lokal.
Dalam program pembiayaan hijau di Navapark, nasabah bisa memperoleh keringanan berupa down payment (DP) hingga 0%, biaya KPR hingga Rp0, dan suku bunga yang sangat ringan.
Dalam acara ini, Endress+Hauser Indonesia juga memberikan penghargaan pengakuan kepada klien-klien Endress+Hauser Indonesia yang secara aktif berpartisipasi dalam proyek keberlanjutan
Bappenas menggelar Kick-Off Sustainable Development Goals (SDGs) Action Awards 2024 dengan tema Inovasi menuju Indonesia Emas.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Pameran GIIAS 2024 bisa menjadi kesempatan untuk menampilkan aneka solusi pengisian daya mobil listrik mutakhir dan berinteraksi dengan para pelaku industri dan konsumen
KEPALA Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam pertemuan dengan diplomat ASEAN di Laos pada Jumat (26/7) membela kebijakan Brussels terkait krisis Gaza.
Keberadaan mangrove krusial secara nilainya baik ekologi, sosial maupun ekonomi. Namun demikian tantangannya juga cukup besar.
Indonesia punya strategic action plan dari tahun 2025 sampai dengan 2030. Dalam hal ini ini Indonesia bisa menjadi lead untuk mangrove.
KLHK merumuskan berbagai standar sebagai guidance dalam pengelolaan hutan dan hasil hutan, misalnya dalam pemanenan, pengelolaan produk hingga pengelolaan lingkungan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved