Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LAJU indeks harga saham gabungan (IHSG) masih tersandera sejumlah sentimen negatif pada pekan lalu sehingga masih melanjutkan pelemahan -0,6%. Penurunan terdalam di sektor transportasi dan logistik sebesar -3,4% disusul sektor konsumer primer sebesar -2,7% dan sektor kesehatan sebesar -2,4%.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino, menyebut ada 2 sentimen negatif yang menyandera pergerakan IHSG pada pekan lalu yakni kenaikan imbal hasil obligasi di Amerika dan aksi jual investor asing.
“Data inflasi baik di tingkat produsen dan konsumen yang lebih tinggi dari ekspektasi menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika akan mempertahankan kebijakan suku bunga ketatnya untuk waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya," kata Mino di Jakarta, Senin (6/3).
Baca juga: IHSG Berpotensi Variatif Jelang Rilis Cadangan Devisa Pekan Ini
Hal ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun sempat menyentuh level 4% yang merupakan level tertinggi sejak November tahun lalu. Kenaikan imbal hasil obligasi tersebut membuat pasar mengalami tekanan.
Sementara itu, tidak kondusifnya sentimen di minggu lalu membuat investor asing keluar dari pasar setelah pada minggu sebelumnya mencatatkan beli bersih. Pada minggu lalu asing mencatatkan jual bersih di beberapa emiten, seperti BBCA (Rp0,82 triliun), ARTO (Rp0,32 triliun), BBNI (Rp0,31 triliun).
Kendati demikian, sejumlah sentimen positif masih mampu menahan laju pelemahan IHSG lebih dalam pada pekan lalu.
Sentimen positif tersebut adalah rencana pembagian dividen, berlanjutnya penurunan inflasi inti, masih ekspansif-nya data manufaktur Februari dan meredanya kekhawatiran terkait kebijakan moneter ketat oleh The Fed.
Setelah dua pekan melemah, Mino berpandangan market pada minggu ini bisa menguat terbatas karena sejumlah sentimen domestik dan eksternal.
Sentimen domestik tersebut adalah laporan keuangan, cadangan devisa dan indeks keyakinan konsumen serta ekspektasi pembagian dividen.
Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat Didukung Katalis Positif
Selain laporan keuangan Bank Jago, rilis cadangan devisa dan indeks keyakinan konsumen menjadi sentimen positif bagi laju IHSG. Mengawali 2023 jumlah cadangan devisa tercatat naik menjadi US$139,4 miliar.
“Jumlah ini tentu saja mencukupi untuk membiayai 6,1 impor. Ini jauh di atas standar internasional. Trennya, cadangan devisa cukup positif untuk market," kata Mino, Senin (6/3).
Terkait indeks keyakinan konsumen, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Januari 2023 konsumen masih cukup yakin terhadap kondisi ekonomi seperti yang tercermin dalam indeks keyakinan konsumen yang bertahan di atas angka 100.
Sementara itu sentimen eksternal yang akan memengaruhi market minggu ini yakni Fed Beige Book yang berisikan informasi kondisi ekonomi Amerika terkini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan moneter, testimoni Jerome Powel dan beberapa pejabat The Fed lainnya serta nonfarm payrolls.
“Nonfarm payrolls akan menjadi salah satu perhatian investor. Pada Januari lalu nonfarm payrolls bertambah sebanyak 517.000 jauh lebih tinggi dari sebelumnya 260.000. Seiring dengan penambahan tersebut angka tingkat pengangguran turun ke level 3,40% dari sebelumnya 3,50%,” kata Mino. (Z-7)
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved