Pelarangan Angkutan Barang Bisa Ganggu Distribusi

Perpanjangan larangan melintas bagi truk barang di jalur mudik dapat menimbulkan gangguan pada perekonomian bila diberlakukan terlalu lama.

Sebelumnya, larangan melintas bagi truk barang di jalur mudik diperpanjang hingga Senin (11/7) pukul 24.00 WIB. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan No 22/2016 tentang Pengaturan Lalu Lintas, Pengoperasian Kendaraan Angkutan Barang, dan Penutupan Jembatan Timbang Selama Masa Angkutan Lebaran 2016.

Namun hingga kemarin, para operator logistik belum memperoleh kepastian apakah bisa diizinkan jalan pada hari ini. Yang ada pada beberapa ruas tol ialah pengumuman bahwa pengaturan truk akan dilakukan secara situasional.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan pihaknya hingga kini belum jelas kapan larangan truk barang melintas bakal dicabut.

"Belum ada kepastian dari regulator. Amat mungkin baru boleh Senin pekan depan, karena arus balik kedua akan terjadi weekend ini," ujar Zaldy saat dihubungi, kemarin.

Menurut Komisaris Utama JNE Johari Zein, pelarangan tersebut dapat mengganggu roda ekonomi secara umum. "Peraturan untuk menghentikan jalur distribusi walaupun sebagian itu merupakan gangguan terhadap roda ekonomi secara umum," ungkapnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Iskandar dalam surat edaran yang dikeluarkannya pada 10 Juli menjelaskan bahwa perpanjangan dilakukan karena kondisi jalan yang masih padat oleh kendaraan para pemudik.

Jika ada yang beroperasi, angkutan barang itu di­minta untuk parkir di lokasi atau kantong parkir yang tersedia.

"Intinya untuk keselamatan dan pelayanan masyarakat. Bukan dilarang, melainkan ditunda sementara," ujar Pudji saat dimintai konfirmasi melalui sambungan telepon.

Dari pantuan di lapangan terlihat bahwa akibat mi­nimnya sosialisasi, banyak angkutan barang yang telah beroperasi. Seperti yang terlihat di kawasan Gresik, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. "Informasi yang saya terima, Senin bisa operasi," kata Nuryadin sopir truk di Gresik.

Karena sudah telanjur keluar, mereka tetap beroperasi. Namun, mereka secepatnya kembali ke gudang setelah mengantar barang kiriman
agar tidak terkena tilang.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S Lukman mengatakan industri pangan olahan masih punya stok yang cukup.

"Industri pangan olahan tidak terlalu pengaruh karena umumnya stok masih cukup di distributor. Saya lihat di supermarket beberapa hari ini stok cukup," jelasnya.

Masalah distribusi, menurutnya, terjadi pada distribusi pangan segar. Mengenai pasokan bahan baku untuk industri makanan dan minuman, Adhi juga mengatakan tidak terpengaruh. "Industri (makanan dan minuman) kebanyakan masih libur," tandasnya. (Ire/Adi/FL/B-3)