Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
EMITEN Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta, PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), atau Bimbel Lavender, meresmikan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dengan melantai di bursa saham, Bimbel Lavender berharap dapat terus memajukan industri pendidikan di Indonesia dan memberikan banyak manfaat kepada pemangku kepentingan.
Direktur Utama Bimbel Lavender Galih Pandekar menjelaskan, pencatatan perdana di bursa ini adalah langkah awal yang besar bagi Bimbel Lavender dalam memperlihatkan keseriusannya untuk go public.
Perusahaan harus tampil di kancah tertinggi dan kompetitif untuk bisa berkembang dan melompat lebih jauh. Galih bahkan mengibaratkan bahwa bursa saham seperti halnya Liga Primer yang diinginkan banyak pemain top.
“Industri bimbel dan jasa pendidikan saat ini masih dipandang sebelah mata, padahal potensinya sangat besar. Itulah mengapa kami memiliki visi untuk naik kelas, salah satunya dengan berlaga di Liga Primer, tidak lagi sebagai juara lokal. Liga Primer dalam hal ini adalah bursa saham karena memiliki standarisasi yang sangat tinggi,” ujar Galih.
Baca juga : QR Code untuk Mengendalikan BBM Bersubsidi bagi Kalangan Tidak Mampu
Galih menambahkan, Bimbel Lavender ingin terus bertumbuh secara offline dan online dengan mengembangkan pembelajaran fisik dan digital. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pendidikan Indonesia sebagai pondasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Kami ingin terus bertumbuh, baik secara offline dan online, meningkatkan pendidikan di Indonesia yang menjadi kunci dalam peningkatan kualitas SDM. Semoga dengan tercatatnya di bursa, Bimbel Lavender dapat meningkatkan kontribusinya di bidang pendidikan dalam menyongsong satu abad Indonesia pada 2045,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna memberikan apresiasi kepada Bimbel Lavender sebagai perusahaan bimbingan belajar pertama yang meluncur di bursa saham. BEI berharap Bimbel Lavender dapat semakin besar dengan go public.
“Kami memberikan apresiasi kepada Bimbel Lavender yang berani menjadi perusahaan yang naik kelas dan bertumbuh di bursa. Inilah yang selalu kami sampaikan kepada banyak perusahaan, jangan tunggu besar untuk go public, tetapi jadilah besar dengan go public,” ujarnya. (RO/OL-7)
Profesionalisme adalah kunci utama dalam mengembangkan BUMN agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved