Jajan Lebih Boros saat Ramadan

BANYAK orang justru cenderung lebih boros untuk belanja makanan pada saat bulan puasa dan Ramadan. Paling tidak, begitulah temuan dari survei Qraved pada Juni silam, seperti dilansir PT Eatiki, pencipta aplikasi direktori dan reservasi daring untuk restoran.

Dari survei yang diikuti 1.500 responden itu, sebanyak 63% mengaku menghabiskan uang lebih banyak ketimbang hari biasa. Hal itu disebabkan undangan berbuka puasa dengan kawan lama, kolega, juga keluarga.

Dari survei itu, 62% responden mengaku menerima lebih dari lima kali undangan berbuka puasa. Selanjutnya, 19% mengaku menerima 1-2 undangan buka puasa bersama, sedangkan ada 19% responden menerima 3 hingga 4 undangan berbuka puasa.

Mayoritas mengemukakan acara buka puasa bersama menjadi momen reuni bersama teman-teman kawan lama atau rekan sekolah/ kuliah.

Sebagian lagi menjadikan acara berbuka puasa sebagai momentum memperkuat keakraban dengan rekan-rekan kantor. Tidak sedikit pula yang mengaku acara buka puasa untuk menambah kehangatan bersama dengan keluarga.

Maraknya undangan berbuka puasa bersama memengaruhi jumlah uang yang dibelanjakan untuk makan di luar. Paling tidak, separuh lebih dari responden menghabiskan Rp100 ribu-Rp300 ribu lebih banyak daripada 'jajan' mereka sehari-hari.
Sebanyak 31% responden mengaku menghabiskan Rp400 ribu-Rp500 ribu lebih banyak daripada hari normal. Selanjutnya, 18% responden menghabiskan uang lebih dari Rp500 ribu di saat Ramadan untuk berbagai undangan berbuka puasa.

Tidak mengherankan jika momentum acara berbuka puasa membawa dampak positif bagi pengusaha restoran. Maka itu, mereka berlomba-lomba menggelar promo atau paket menu Ramadan untuk memikat pelanggan.

Berkah dari ramainya acara buka puasa bersama di sektor boga bukan hanya bagi pengusaha restoran. Mereka yang berbisnis kuliner dengan mengandalkan pemasaran lewat jaringan media sosial pun semringah.

Rita Sintawati, empunya katering Ini Ibu Budi dan Gogo Chicken, mengatakan pesanan yang ia terima meningkat signifikan selama Ramadan. ''Peningkatannya sekitar 20%-30% untuk partai besar, pesanan di atas 50 porsi. Mulai jajanan pasar, paket kudapan, hingga paket nasi,'' ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Bahkan, untuk line bisnis Gogo Chiken yang menunya identik dengan makanan cepat saji, kenaikan omzetnya ia sebut lebih dari 30%. ''Banyak yang pesan untuk acara pengajian,'' ucapnya. (E-2)