Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Jayamas Medica Industri Tbk. (OMED), salah satu pemimpin pasar alat kesehatan Indonesia dengan portofolio produk yang beragam, baru saja menyelesaikan periode penawaran awal/ bookbuilding sebagai salah satu tahapan dalam Penawaran Umum Perdana Saham (initial public offering/IPO).
Perseroan menyiapkan sederet strategi untuk memperkuat posisi, salah satunya dengan menggandeng mitra global maupun nasional.
Direktur Operasi OneMed, Leonard Hartanto menyatakan OneMed akan menjelajahi peluang merger dan akuisisi di tengah industri peralatan medis Indonesia yang sangat terfragmentasi dan juga mencari kemitraan strategis dan menjalin kerja sama dengan pemain peralatan dan pasokan medis global.
“OneMed terus mencari peluang-peluang baru dalam pasar industri alat kesehatan di Indonesia yang sangat beragam. Tentu saja strategi itu juga mempertimbangkan sejumlah kriteria, seperti teknologi yang digunakan, paten & tingkat keahlian, kemitraan & aliansi serta peluang akuisisi. Pertengahan November ini kami akan ikut serta pameran alat kesehatan di Jerman untuk menggali peluang-peluang baru,” ujarnya di Surabaya, Jumat (28/10).
Leonard menjelaskan sejalan dengan mencari kemitraan strategis, perseroan juga berupaya untuk membuat kontrak lisensi dengan pemegang paten alat kesehatan yang dapat dapat memungkinkan untuk melakukan produksi produk tersebut di Indonesia.
“Meski demikian, kami juga tetap membangun kemampuan internal kami melalui perekrutan tenaga profesional dan berpengalaman untuk mengembangkan dan meningkatkan produk Perseroan sendiri, termasuk produk perawatan luka, jarum suntik dan jarum serta tabung pengumpul darah/ Blood Collection Tube,” tambahnya.
Dengan Industri peralatan medis yang sangat terfragmentasi dan beragam di Indonesia, katanya, terbuka peluang yang besar untuk melakukan konsolidasi bisnis.
Sebagai catatan, untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar alat kesehatan di masa mendatang, OneMed memiliki tiga strategi bisnis utama. Pertama, memperkuat kapasitas produksi untuk kategori bisnis yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi.
Kedua, menambah jaringan distribusi dan memperkuat saluran online dan,
Ketiga, OneMed juga mengeksplorasi peluang untuk meningkatkan pendapatan dan profitabilitas, termasuk melakukan merger dan akuisisi strategis dengan fokus pada perusahaan yang memiliki teknologi atau kemampuan produksi dalam kategori-kategori produk yang berdekatan.
Selain mengincar kemitraan di tingkat global, OneMed juga membangun kemitraan di tingkat nasional yang difokuskan untuk mengembangkan jalur distribusi dan memperkuat saluran saluran digital.
Adapun, Direktur Pemasaran OneMed Louis Hartanto menjelaskan ada dua strategi yang digunakan oleh perseroan, yaitu strategi inti dan strategi digital. Melalui strategi inti, OneMed akan terus menambah fasilitas penyimpanan dan pusat distribusi serta gerai-gerai penjualan.
“Dalam 5 tahun ke depan, kami berencana membuka 25 gerai baru dan 15 gudang penyimpanan serta 1 pusat distribusi nasional. Lokasinya ada di wilayah-wilayah utama, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” papar Louis.
Sebagai catatan, per tanggal 31 Maret 2022 perseroan memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik, Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Sementara itu, secara digital, OneMed tengah mengembangkan aplikasi penjualan serta pembelian serta memperkuat kemitraan dan kolaborasi digital dengan sejumlah platform startup, ecommerce dan pembayaran, di antaranya Tokopedia, Ovo, Shoppee, Halodoc, Lazada, dan Gopay.
Prospek Cerah Alat Kesehatan
Sebagai salah satu market leader alat kesehatan di Indonesia, per 31 Maret 2022 OneMed memiliki 3.200 SKU aktif dan 72 produk dengan merek terdaftar perseroan yang tersebar di 514 kota dan 34 provinsi.
Salah satu lini andalan perseroan dengan kontribusi terbesar, tercatat yaitu medical disposables & consumables, yang memiliki CAGR pertumbuhan pendapatan sebesar 114,5% pada rentang 2019—2021. Terkini atau per 31 Maret 2022, realisasi pendapatan dari bisnis peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai mencapai Rp293 miliar.
Berdasarkan persentase, segmen yang berkontribusi paling besar pada pendapatan perseroan adalah kategori Medical Disposable and Consumables sebesar 64,6%, disusul Antiseptic and Dialysis (13,8%), Diagnostic and Equipment (13,6%), Biotechnology and Laboratory (4,2%), Hospital Furniture (2%), dan Walking Aids and Rehabilitation (1,8%).
Serangkaian ekspansi juga telah dijalankan perseroan sepanjang periode berjalan 2022. Saat ini, OneMed telah memulai pembangunan Pabrik Mojoagung II dan menandatangani perjanjian pemanfaatan lahan untuk Pabrik Batang.
Ekspansi yang dirancang oleh OneMed sejalan prospek cerah industri alat kesehatan di Indonesia. Proyeksi yang dikeluarkan oleh WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan menunjukkan persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia sebesar 3,2% pada 2021. Posisi itu masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), China (5,1%), dan Jepang (12,3%).
Indonesia sendiri diprediksi menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan tahunan 7,1% sepanjang 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%).
OneMed didirikan oleh Dr Jemmy Hartanto pada tahun 2000 di Jawa Timur, sebagai salah satu produsen alat kesehatan terintegrasi terkemuka di Tanah Air. Jemmy, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Magister Kesehatan Publik dari Mahawithayalai Mahidol University Thailand, mulai memproduksi kantong urin, alat tes kehamilan dan produk antiseptik dan desinfektan, seperti alcohol swab, pada 2002.
Produksi sejumlah alat kesehatan itu dihasilkan oleh pabrik pertamanya di Krian, Sidoarjo, Jawa timur, yang memiliki luas 2.200 meter persegi dengan 50 karyawan. Pada 2006, Jemmy memperluas pabrik Krian menjadi fasilitas seluas 8.000 meter persegi dengan 500 karyawan dan menambah menambahkan jarum suntik sekali pakai ke dalam portofolio perusahaan.
Pada 2020, Jemmy mulai melakukan restrukturisasi untuk mengkonsolidasikan bisnis Grup sehingga perusahaan kini memiliki 99% saham PT Intisumber Hasil Sempurna Global (IHSG), yang menjalankan lini bisnis distribusi yang sebelumnya dipegang oleh PT Intisumber Hasilsempurna (IHS).(RO/E-1)
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam penelitian medis dan inovasi layanan kesehatan.
Kim Seon-ho diketahui mengikuti jejak kebiasaan jalan kaki setiap hari untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung
HARGA alat kesehatan dan obat di Indonesia jauh lebih mahal daripada di negara lain. Penyebabnya, masih ada pejabat yang kurang memiliki visi dan komitmen dalam membangun industri dalam negeri.
PENGURUS Harian YLKI Agus Sujatno mengatakan upaya komunikasi terkait harga obat di pasaran oleh pemerintah kepada produsen alat kesehatan dan industri farmasi harus diapresiasi
Dosen Pascasarjana Teknik Biomedis Universitas Indonesia Ahyahudin Sodri melihat industri farmasi dan alat Kesehatan Tanah Air masih menghadapi banyak kendala.
Presiden Jokowi Instruksikan Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk mencari formulasi yang tepat agar harga alat-alat kesehatan dan obat-obatan bisa lebih murah
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
Setelah IPO, perusahaan menargetkan di 2024 penjualan dapat meningkat hingga 20%. Pada jangka panjang lima tahun ke depan, pihaknya menargetkan pendapatan per bulan sebesar Rp100 miliar.
Dalam rencana IPO, perseroan membuka harga penawaran awal (bookbuilding) Rp100-Rp105 per saham dengan maksimal 680 juta lembar
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
PT Benteng Api Technic atau BAT Refractories berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI dengan melepas 620 juta saham.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved