Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perlu Kolaborasi untuk Majukan Upaya Penelitian Klinis

Despian Nurhidayat
20/7/2024 12:11
Perlu Kolaborasi untuk Majukan Upaya Penelitian Klinis
(Ilustrasi)Menkes Budi Gunadi Sadikin (kiri) mendengarkan paparan hasil penelitian saat kunjungan kerja di Bandung, Kamis (14/7/2022)(ANTARA/M Agung Rajasa)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh rumah sakit untuk melakukan kolaborasi dalam memajukan upaya penelitian klinis. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan posisi Indonesia dalam penelitian medis dan inovasi layanan kesehatan yang pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi kesehatan negara dan memajukan pengetahuan global.

"Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Asia. Sehingga perlu partisipasi lebih besar dalam uji klinis," ungkap Kepala Unit Pelayanan Kesehatan, Kemenkes, Indri Rooslamiati Supriadi yang mewakili Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalucia dalam diskusi bertema Health, Wellness, and Investment in Indonesia’s Healthcare Ecosystem, dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (20/7).

Hadir pada acara yang digagas BritCham's Health, Wellbeing & the Life Sciences dan Professional Women's Hub, bekerja sama dengan Departemen Bisnis dan Perdagangan Kedutaan Besar Inggris (UK-DBT) yakni, Board of BritCham Indonesia dan President Director of AstraZeneca Esra Erkomay.

Esra menyampaikan apresiasinya atas pesatnya perkembangan telemedis di Indonesia. Menurut dia, artificial intelligence (AI) adalah alat yang penting untuk melakukan uji klinis dengan cara efektif dan efisien.

Baca juga : Siemens Healthineers Gandeng Kemenkes dan Empat Rumah Sakit

President S ASEAN International Advocacy & Consultancy (SAIAC) Shaanti Shamdasani menekankan pentingnya kemitraan Public-Private Partnerships (PPP) dalam ekosistem layanan kesehatan di Indonesia.

Ia menekankan keberhasilan ini bergantung pada pengelolaan investasi yang efektif, didukung dengan sistem kuat, kemitraan strategis, serta regulasi yang baik.

"Elemen-elemen ini penting dalam penggunaan PPP sebagai alat negosiasi bagi investor swasta dari lokal dan asing. Tanpa adanya PPP, kemajuan sektor kesehatan di Indonesia tidak bisa terwujud," tegas Shaanti.

Baca juga : Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Data Genomik Kesehatan Global

Ainsley Mann, mantan Chairman of BritCham Indonesia yang kini menjabat Consultative Board of BritCham Indonesia dan President Director of PT Swire Investments Indonesia, menekankan di balik semua kemajuan yang baik dan niat kuat, terdapat kebutuhan strategis agar segera menangani isu-isu terkait supply chain dan kapabilitas.

”Pemerintah, sektor swasta, dan para peneliti sepakat atas hal ini," pungkasnya.

Acara yang sekaligus merayakan 75 tahun hubungan perdagangan Inggris-Indonesia ini juga mencerminkan komitmen BritCham Indonesia untuk mengadvokasi peningkatan investasi asing dengan menunjukkan potensi pertumbuhan dan perkembangan di sektor kesehatan Indonesia.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya