Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENAIKAN proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Asian Development Bank (ADB) dari 5,0% menjadi 5,2%, dinilai sebagai cerminan pemulihan ekonomi nasional yang kuat.
Angka tersebut juga sesuai dengan proyeksi yang disusun oleh pemerintah. Semula, terdapat sejumlah indikator yang menunjukkan kuatnya pemulihan ekonomi nasional. Misalnya, indeks mobilitas, Indeks Penjualan Ritel (IPR) dan indeks belanja Bank Mandiri yang terus menguat.
"Meskipun tekanan inflasi mulai naik, konsumsi masyarakat masih kuat," ujar Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Abdurohman saat dihubungi, Kamis (21/7).
Baca juga: ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5,2%
Faktor lain yang juga berkontribusi pada pemulihan ialah surplus perdagangan. Adapun kinerja ekspor terus meningkat dan impor sedikit melambat. Sejalan dengan itu, investasi di Tanah Air juga menunjukkan tren penguatan, yang ditunjang oleh pertumbuhan penyaluran kredit perbankan.
Kuatnya pemulihan ekonomi nasional juga tercermin dari kinerja penerimaan negara, khususnya perpajakan yang bergerak searah dengan perekonomian. Kemenkeu mencatat penerimaan perpajakan pada semester I 2022 tumbuh sekitar 50%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Ini membuktikan bahwa kinerja penerimaan perpajakan tidak hanya karena faktor tingginya harga komoditas, tetapi juga faktor kuatnya pemulihan ekonomi dan perbaikan administrasi perpajakan," jelasnya.
Baca juga: BI Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan 3,50%
Pemulihan ekonomi nasional juga dapat dilihat dari fundamen perekonomian, seperti neraca berjalan dalam posisi surplus. Lalu, inflasi relatif rendah, posisi fiskal menguat, rasio utang pemerintah termasuk yang paling kecil, hingga kondisi perbankan kuat dengan CAR 24%.
Namun, lanjut Abdurohman, volatilitas di pasar keuangan yang dipicu ketidakpastian global, perlu terus diwaspadai. Faktor sentimen ketika terjadi perubahan kebijakan yang signifikan di AS atau negara besar lain, akan memicu guncangan di emerging markets.
"Oleh karena itu, menjaga konsistensi dan kredibiitas menjadi sangat penting. Bauran kebijakan fiskal–moneter–sektor keuangan perlu terus dijaga, terutama dalam kerangka forum KSSK," tutur dia.(OL-11)
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
KETIMPANGAN Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia disoroti. Sebagai contoh, HDI Jakarta mencapai 82,46 dan Papua masih di angka 62,25.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
PRESEIDEN terpilih, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di masa jabatannya yang akan datang.
Dengan durasi kerja tersisa tiga bulan, fokus pekerjaan Wameninves lebih kepada penyelesaian regulasi dan pelaksanaan kegiatan investasi.
Kerja sama strategis ini merupakan langkah jitu untuk memperluas jangkauan pasar.
Laba bersih perseroan juga tercatat tumbuh 20% YoY, dari Rp39,2 miliar di 2023 menjadi Rp47,1 miliar di 2024.
Untuk tahun 2024, perusahaan menetapkan target pertumbuhan sebesar 59%, dengan pendapatan yang diharapkan mencapai Rp 222 miliar dan laba bersih sebesar Rp 18.2 miliar.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia telah berhasil dalam menangani dan bangkit dari berbagai krisis.
Bitcoin halving menjadi salah satu narasi penting di tahun 2024. Peristiwa halving kali ini terbagi menjadi dua perspektif; historikal dan makroekonomi.
Saat ini, ekonomi Indonesia cukup stabil, namun stagnan di kisaran angka 5%. Padahal, untuk menjadi negara maju, Indonesia memerlukan pertumbuhan di atas angka 7%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved