Distribusi Panjang Berpotensi Munculkan Kartel

KOMISI Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan rantai distribusi seluruh barang kebutuhan pokok di Indonesia sangat panjang. Beras, misalnya, dinilai memiliki 8-9 tangan dari petani untuk sampai ke konsumen.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf menilai rantai distribusi yang sangat panjang sangat berpotensi dianggap kartel. Para distributor bisa bersekongkol dalam mengatur pasokan sehingga harga di pasaran berfluktuatif.

"Karena rantai distribusi yang sangat panjang juga membuat potensi persengkokolan. Potensi praktek kartel atau mafia ini sangat besar," ucap Syarkawi, Selasa (7/6).

Dia menilai pemerintah harus bisa dan berani memangkas rantai pasok barang pokok. Pihaknya juga akan bertugas mengawasi perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam mata rantai jalur penjualan barang pokok.

Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah memerintahkan untuk mematikan para perusahaan kartel yang terbukti merugikan masyarakat. "Pak Jokowi sudah bilang KPPU harus tindak tegas pelaku kartel yang merugikan. Kalau perlu matikan, ya matikan. Itu yang kami lakukan dengan fokus ke pangan startegis," tukas Syarkawi.

Karena itu, dia menilai bakal terus memantau para importir barang kebutuhan pokok, terutama sapi bakalan. Ada sebanyak 55 importir yang mendapat kuota impor 600 ribu ekor sapi bakalan tahun ini.

Pantauan itu dilakukan agar tidak terjadi tindakan kartel seperti yang terjadi pada tahun lalu. Sebanyak 32 feedloter terbukti melakukan kartel hingga harga daging sapi merangkak menjadi Rp140 ribu per kg pada tahun lalu.

"Tahun ini belum lihat ada indikasi kartel daging sapi, tapi ada 55 importir yang kurang lebih mendapat kuota impor. Nah kita awasi mereka itu, terutama 5-7 importir besar yang ikut dapat kuota," ungkap Syarkawi. (OL-2)