Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

HMI Minta Soal Toilet SPBU Berbayar Menteri ET Bijaksana

Mediaindonesia.com
26/11/2021 14:35
HMI Minta Soal Toilet SPBU Berbayar Menteri ET Bijaksana
Video yang viral saat Menteri BUMN Erick Thohir tau ternyata toilet di SPBU ada yang berbayar.(dok.Instagram)

VIDEO dan berita Menteri BUMN, Erick Thohir yang heran dengan adanya temuan toilet berbayar atau toilet SPBU yang memasang tarif, menuai berbagai komentar. Dalam video yang beredar luas di media sosial itu, Menteri Erick Thohir (ET) merasa heran karena toilet SPBU yang seharusnya gratis, ternyata memasang tarif tertentu. Padahal toilet adalah fasilitas SPBU yang seharusnya gratis.

Sikap Erick itu menuai beragam tanggapan, ada yang mendukung upaya untuk menertibkan dan menggratiskan toilet SPBU. Namun banyak juga yang menyayangkan sikap ET karena dianggap berlebihan.

Pj Ketum PB HMI, Romadhon Jasn menyayangkan sikap Mentri BUMN yang dinilai tidak bijak dan tidak memahami persoalan secara lebih utuh. Menurutnya, saat ini banyak toilet SPBU yang memang dijaga secara khusus,mereka stand bay menjaga toilet itu supya kebersihannya terjaga.

"Sebenarnya banyak toilet SPBU yang sengaja dijaga secara khusus oleh cleaning servis agar toilet SPBU bersih dan terurus. Sehingga pengelola SPBU lebih bisa fokus dengan bisnis utamanya menjual bahan bakar" ujar Romadhon, dalam keterangannya, Jumat (26/11).

Selian itu menurut Romadhon, tidak semua toilet SPBU mematok tarif tertentu. Masih banyak toilet SPBU yang tidak memungut tarif. Paling-paling hanya menyediakan kotak amal bagi pengguna toilet yang ingin berbagi.

Baca Juga: Kebijakan Erick Tohir Gratiskan Toilet SPBU Pertamina Didukung ...

"Masih banyak toilet yang tidak memungut tarif. Paling-paling hanya menyediakan kotak amal bagi pengguna yang ingin berbagi. Tapi tidak ada nominal tertentu, semuanya sukarela dan seikhlasnya saja" katanya.

Menurut Romadhon, dari informasi beberapa penjaga toilet SPBU, uang yang diperoleh dari kotak amal itu sebagian besar untuk membiayai kebutuhan kebersihan toilet dan mushola di SPBU, seperti membeli sabun dan pewangi, biaya sedot wc, alat pel, air, sampai pembetulan saluran pembuangan kotoran agar toilet tidak mampet. Sebagian lagi untuk penjaga toilet yang bertanggungjawab merawat dan menjaga kebersihan toilet.

Selain itu, Romadhon juga mengingatkan bahwa saat ini banyak orang-orang kecil yang menggantungkan hidupnya sebagai penjaga toilet SPBU. "Kalau mau jujur, banyak orang yang menggantungkan hidup sebagai penjaga SPBU. Mereka adalah orang-orang kecil yang mau dan rela membersihkan kotoran orang lain dengan imbalan yang tidak seberapa. Kalau mereka tidak boleh lagi menjaga toilet, tentu akan semakin memperbanyak pengangguran," ujarnya.

Sebenarnya, maksud Menteri Erick Tohir itu sangat bagus, ingin menjadikan toilet SPBU sebagai fasilitas publik yang gratis, namun nampaknya ET lupa bahwa banyak toilet SPBU yang selama ini gratis ternyata tidak terurus dengan baik, toilet kotor, dan tidak sedikit salurannya mampet.

"Persoalan toilet SPBU ini memang bagaikan buah simalakama, mau digratiskan tapi terancam tidak terurus, jika mau ditetapkan tarif tentu tidak tepat karena toilet adalah fasilitas" ujarnya.

Menurut Romadon yang lebih penting adalah memastikan agar toilet SPBU terurus dan bersih, sehingga pengguna merasa nyaman.

Tidak hanya itu, bahkan menurut Romadhon, toilet SPBU itu semestinya memang harus dijaga secara khusus dan terpisah dari kerja cleaning servis SPBU.

"Toilet SPBU itu memang seharusnya dijaga secara khusus, agar kebersihannya terjamin, peralatannya terjaga, dan yang paling penting agar selalu ada orang yang bertanggungjawab apabila toilet tidak berfungsi dengan baik," tandasnya (OL-13)

Baca Juga: Erick Tohir Minta Seluruh Toilet di SPBU Pertamina Digratiskan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya