Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDIA akan menggelontorkan 257 miliar rupee (US$3,5 miliar atau sekitar Rp49,7 triliun) untuk insentif bagi sektor otomotif guna meningkatkan produksi mobil bersih. Ini menjadi usaha Negeri Bollywood itu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai bagian dari kesepakatan iklim Paris.
Dorongan untuk kendaraan listrik juga disebabkan kebutuhan untuk mengurangi polusi. Soalnya, kota-kota besar di negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu memiliki tingkat udara paling kotor di dunia.
Skema tersebut akan memungkinkan India untuk mencapai lingkungan lebih bersih, kendaraan listrik, dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, kata kabinet dalam suatu pernyataan, Rabu (15/9). "Ini akan menandai era baru dalam teknologi yang lebih tinggi, manufaktur otomotif yang lebih efisien dan hijau," tambahnya.
Insentif akan diberikan kepada produsen mobil dan drone di India selama periode lima tahun. Agar memenuhi syarat untuk skema tersebut, pabrikan baru atau yang sudah ada harus menginvestasikan setidaknya US$34 juta di India selama lima tahun, menurut publikasi bisnis lokal Bloomberg Quint.
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang program yang dirilis oleh pemerintah pada Rabu. Akan tetapi dikatakan program itu diharapkan menghasilkan sekitar US$5,8 miliar dalam investasi baru dan menciptakan 750.000 pekerjaan.
Pengumuman itu muncul setelah laporan bahwa pelopor mobil listrik Tesla ingin memasuki pasar India. Analis sektor otomotif Awanish Chandra mengatakan kepada AFP bahwa skema tersebut merupakan pesan yang jelas dari pemerintah bahwa mereka ingin mendorong energi hijau.
"Ini kesempatan yang sama untuk semua orang. Pemerintah akan sangat senang jika Tesla datang dan melakukan investasi besar. Itu akan memberikan persaingan yang baik bagi pemain kami sendiri," katanya.
India merupakan penghasil karbon terbesar ketiga di dunia. Diperkirakan negara itu akan menjadi negara terpadat di dunia pada pertengahan dekade ini.
Baca juga: Indonesia, Selangkah Lagi Menuju Produsen Baterai Kendaraan Listrik Terbesar
Negara itu ingin melampaui target berdasarkan perjanjian iklim Paris 2015. Namun emisi karbon mereka masih berada tumbuh 50% pada 2040 didorong oleh industri dan transportasi. Sekitar 25 juta truk lagi diharapkan di jalan-jalan India pada 2040, menurut perkiraan oleh Badan Energi Internasional. (OL-14)
GP perdana di Buddh dihadiri oleh lebih dari 100 ribu penggemar untuk melihat sejarah baru di negara tersebut pada tahun lalu.
POLDA Metro Jaya menangkap seorang laki-laki warga negara India berinisial VVS atas dugaan penipuan berkedok investasi trading forex fiktif. Korban mengalami kerugian hingga Rp3,5 miliar.
BEBERAPA implikasi akan terjadi apabila pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) dari hasil investigasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) diterapkan.
Justin Bieber dibayar sebesar US$10 juta (Rp162,6 miliar) untuk penampilan eksklusifnya itu.
PM India Narendra Modi ke Rusia, menunjukkan hubungan erat antara kedua negara meskipun ketergantungan Kremlin pada Tiongkok meningkat.
pencegahan terhadap penyelundupan itu terjadi, berawal dari kecurigaan petugas X-Ray yang melihat koper milik penumpang berinisial RM di bagasi pesawat Indigo Air
Saat ini regulasi dari pemerintah masih lebih ke arah kendaraan listrik berbasis baterai dengan segala kemudahan yang diberikan.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
Suzuki sedang mengembangkan beragam solusi karbon netral yang unik untuk industri otomotif global.
Penandatanganan kerja sama adalah bagian dari rencana kerjasama untuk penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia.
Sektor otomotif yang terkait kendaraan listrik (EV) mendominasi penjualan sekitar 70 persen dari keseluruhan transaksi lahan pada semester pertama tahun 2024.
Infrastruktur yang memadai sangat krusial untuk kendaraan listrik karena mendukung adopsi dan operasionalnya secara efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved