Total belum Putuskan Ikut Blok Mahakam

PASCAKONTRAK berakhir pada 31 Desember 2017, pengelolaan Blok Mahakam akan jatuh ke tangan PT Pertamina. BUMN itu pun diberi peluang mengajak mitra kerja, yakni kontraktor existing Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation dengan participating inte­rest maksimal 30%.

Meski demikian, sampai saat ini Total menyatakan masih terlalu dini membahas minat keikutsertaan mereka dalam mengelola blok di Kalimantan Timur itu. "Harga minyak yang rendah membuat tidak ekonomis. Kita butuh studi lebih lanjut apakah bisa confirm ikut 15% atau tidak," papar Vice President Corporate Communication HR and Finance Total E&P Indonesia Arividya Noviyanto di Jakarta, kemarin.

Pemerintah, kata dia, juga belum memberikan batas waktu kapan operator existing harus memutuskan minat keikutsertaan mereka. "Sampai saat ini pemerintah belum kasih deadline. Jadi, kami masih mengkaji itu karena rumit dan banyak aspek. Yang jelas kami ada willingness."

Pihaknya kini justru tengah fokus menjalankan transfer atau persiapan alih kelola Blok Mahakam sebagaimana prinsip dasar kesepakatan dalam head of agreement antara Pertamina, Total, dan Inpex.

Persiapan alih kelola yang dilakukan Total, sambung dia, tidak hanya sebatas aspek sumber daya manusia atau transfer teknologi, tapi juga mencakup tenaga ahli dari kantor pusat.

"Apa pun yang dibutuhkan Pertamina, Total siap support. Kompetensi Mahakam ada di head office kita. Jadi, kita siap untuk bantu. Kita tidak tertutup meski data room sudah," pungkas dia.

Di sisi lain, sebelumnya Pertamina telah menetapkan batas negosiasi kepemilikan saham dengan operator mitra ditargetkan rampung pada Juni 2016.

Sepanjang kuartal I 2016, produksi gas Blok Mahakam tercatat sebesar 1,7 TCF. Pada 2016, Total menargetkan produksi gas Blok Mahakam mencapai 1,5 TCF. (Tes/E-1)