Potensi dari Perawatan Pesawat

SALAH satu pusat logistik berikat (PLB) baru yang akan segera diresmikan merupakan pusat logistik perawatan pesawat (MRO/maintenance, repair and operations). Anak usaha BUMN PT Garuda Indonesia, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia akan berperan sebagai operator pusat logistik tersebut.

GMF Aeroasia merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan izin pembangunan PLB tahap II di Cengkareng. Pusat logistik MRO tersebut akan beroperasi pada hanggar GMF Aeroasia yang merupakan hangar terbesar di ASEAN.

"Jadi nanti hangar itu yang akan berfungsi sebagai PLB," ujar Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi di Kantor Pusat DJBC di Jakarta, kemarin.

Kebanyakan industri penerbangan di Tanah Air, ujar Heru, selama ini belum memanfaatkan perawatan mesin di dalam negeri. "Nah, dengan adanya PLB ini, kira arahkan pesawat pesawat dari luar negeri memperbaiki mesin ke Indonesia. Setelah pesawatnya diperbaiki, langsung bisa berangkat ke luar lagi tanpa dipungut biaya apa pun," ujar dia.

Pertumbuhan penumpang pesawat yang melebihi 19% per tahun merupakan pasar yang potensial bagi pengembangan pusat logistik MRO. "Jadi ini yang sedang kami selesaikan. Selain GMF, kami masih undang yang lain untuk bergabung, karena juga ada rencana pengembangan PLB MRO ini di Bintan dan Manado," ujar dia.

Heru meyakini, dengan adanya PLB, proses MRO itu dapat dilakukan dengan lebih cepat karena di dalamnya akan banyak kemudahan perizinan saat masuk. "Dengan begitu, jika ada pesawat dari luar negeri yang ingin diperbaiki di Indonesia, nanti diarahkan masuk ke PLB. Dan saat pesawat akan berangkat lagi ke luar negeri, mereka tidak akan dipungut biaya apa pun," ujar Heru. (Jay/Ant/E-3)