Pemerintah Teruskan Program Prorakyat Kecil

PEMERINTAH akan meneruskan program-program prorakyat kecil (propoor-projob) untuk mengurangi tingkat kesenjangan di Tanah Air.

Program-program yang propoor dan projob itu akan diprioritaskan. Kemudian transfer dana langsung yang bermanfaat untuk masyarakat bawah juga akan diteruskan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil mengatakan hal itu saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Jakarta, kemarin. Hadir dalam pertemuan itu Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Dalam acara yang mengambil tema Memacu pembangunan infrastruktur dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah itu, Sofyan memperkirakan ketersediaan anggaran belanja 2017 tak jauh berbeda dengan 2016. Penerimaan pajak dalam APBN juga diperkirakan masih belum mampu menopang kebutuhan belanja.

“Terlebih tax ratio sekitar 11% saat ini belum ideal. Penerimaan pajak baru sepenuhnya mampu mengamankan penerimaan negara saat tax ratio mencapai 16%. Maka, suka tidak suka, seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah perlu menajamkan usul program dan anggaran. Kami minta semuanya menetapkan prioritas mengingat kondisi fiskal 2017 tak akan jauh berbeda dari tahun ini,” katanya. Apabila usul jelas, lanjutnya, akan terlihat sumber pendanaan yang memadai untuk mencapai sasaran pemerintah di tahun depan.

Pada kesempatan yang sama, Mardiasmo menyatakan alokasi dana desa dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada 2016 pemerintah mengalokasikan dana desa sebesar Rp47 triliun. Jumlah itu meningkat dua kali lipat lebih jika dibandingkan dengan 2015, yakni Rp20,7 triliun. Dana desa tahun depan direncanakan meningkat hingga Rp70 trilun-Rp80 triliun.

“Dana desa, jika dioptimalkan, akan memperbaiki kesenjangan dan mengurai kemiskinan serta pengangguran,” ujar Mardiasmo.

Lebih lanjut, ia mengatakan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada di kisaran 5,5%-5,9% pada 2017, dan target inflasi dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 3,5%-5,5%. “Kita berharap pertumbuhan ekonomi membaik di 2017, dan ada reformasi dalam penganggaran,” ujarnya. (Jay/Ant/X-8)