Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi langsung pada kuartal II hanya mencapai Rp191,9 triliun.
Angka ini turun 3,4% dibandingkan angka realisasi kuartal II pada 2019 dan turun 8,9% dari kuartal I 2020 ini. Perolehan ini meleset dari target semula Rp200 triliun.
“Realisasi kita di kuartal II sekitar Rp191,9 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 263.109 pekerja. Capaian ini bukan hasil dari yang direncanakan BKPM karena target kami di kuartal II mencapai Rp200 triliun,” ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers Paparan Realisasi Inevstasi Kuartal II di Jakarta, Rabu (22/7).
Dari total realisasi investasi tersebut, sambungnya, untuk realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp94,3 triliun atau sebesar 49,1%. Sementara itu, untuk capaian investasi dari penanaman modal asing (PMA) di kuartal II 2020 ini mencapai Rp97,6 triliun atau 50,9% dari total realisasi.
Menurut Bahlil, angka investasi baik dari PMDN dan PMI ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan perolehan di kuartal I/2020. Untuk PMDN turun sebanyak 16,4% dan PMA turun 0,4%.
Sementara itu, bila ditotalkan capaian di semester I/2020, realisasi investasi mencapai Rp402,6 triliun. Angka ini mewakili ketercapaian investasi di 2020 sebesar 49,3% dari target akhir Rp817,2 triliun.
Secara keseluruhan investasi di Pulau Jawa masih dominan sebanyak Rp100,6 triliun atau 52,4%. Lalu dilihat dari sektor, investasi pada kuartal II/2020 didominasi oleh sektor listrik, gas dan air dan transportasi gudang dan telekomunikasi.
Adapun lima besar tujuan provinsi pada kuartal II/2020 Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten serta Riau. Dari negara asal PMA, Singapura masih berada di urutan pertama, disusul Hong Kong, Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.
Bahlil mengakui untuk semester I khususnya kuartal II ini mengalami masa yang sangat berat dalam merealisasikan investasi. Hal ini disebabkan tekanan dampak ekonomi dari pandemi covid-19.
“Saya ingin menyampaikan dengan sejujurnya atas kajian mendalam kalau kuartal 11 di 2020 ini adalah yang paling berat. Maka kuartal II ini menjadi cambukan dan pelajaran untuk bangkit di semester II,” harapnya. (E-1)
Situasi perekonomian dalam negeri masih terancam krisis perlu diperhatikan. Industri dalam negeri saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, seperti penutupan pabrik
BKPM mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia selama periode Januari-Juni 2024 atau semester I 2024 mencapai Rp829,9 triliun.
INVESTASI Korea Selatan ke Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sekitar US$14 miliar atau setara Rp229,51 triliun. Angka investasi ini lebih banyak mengarah ke sektor hilirisasi.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai anggaran KL di tahun depan akan mengalami penurunan rerata 10% hingga 20%.
Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM Tina Talisa menuturkan sampai saat ini pihaknya belum menerima keluhan dari pelaku usaha terkait kendala proses perizinan di sistem OSS.
Bahlil Lahadalia diminta penjelasan terkait belum adanya suntikan modal dari asing untuk mendanai proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
Saat pandemi, KAI Commuter mencatatkan jumlah volume penumpang yang turun drastis.
erkembangan teknologi yang sangat pesat, berimbas pada semua sektor. Dengan penerapan teknologi yang semakin menjadi daya tarik dalam memasarkan properti.
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Akses patogen dibutuhkan sebagai kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.
Pandemi menyadarkan kita bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks serta memerlukan solusi inovatif dan kolaboratif berbasis teknologi.
Keadilan atau equity awalnya dinarasikan sebagai jantung dalam proposal perjanjian ini, lalu dijalankan menjadi tidak berarti apa-apa dan sekedar klise.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved