Bergerak Bikin Kerja makin Bergairah

SEMAKIN sore, semakin lelah dan lemas. Hal itu kerap menimpa para pekerja kantoran.

Lalu, adakah yang harus dilakukan untuk mengakali masalah itu? Tentu ada.

Ada hubungan yang sangat erat antara kecintaan seseorang terhadap pekerjaan mereka untuk mencapai kinerja yang memuaskan, termasuk semangat yang bertahan hingga senja.

Penelitian terbaru Ipsos, sebuah perusahaan penelitian, dan Steelcaseasked, perusahaan yang bergerak di bidang furnitur, mengungkapkan adanya hubungan antara gairah bekerja dan ruang gerak yang dimiliki di kantor.

Penelitian yang melibatkan 12.840 responden dari 17 negara itu menunjukkan kenyamanan yang didapatkan dari keleluasaan ruang gerak dapat membuat para pekerja memiliki ketahanan dan semangat kerja lebih lama.

Mereka pun cenderung memperlihatkan keterikatan lebih kuat dengan pekerjaan mereka.

"Sebanyak 88% peserta memiliki mobilitas tinggi, dan mereka mengaku mencintai pekerjaannya," seperti dikutip Huffington Post dari riset itu.

Mobilitas tinggi yang dimaksud ialah para pekerja yang dapat mengatur sendiri posisi, ruang, atau tempat mereka bekerja.

"Sedangkan mereka yang tidak menyukai profesinya akan lebih sedikit bergerak," lanjut hasil penelitian.

Itulah yang menyebabkan munculnya kejenuhan yang akhirnya memengaruhi turunnya kinerja dan semangat.

Dari penelitian itu, Chris Congdon, Direktur Global Steelcase, juga mengungkapkan beberapa faktor yang membuat turunnya performa para pekerja.

Salah satunya ialah kondisi ruang kerja terbuka ala open office yang tengah menjadi tren beberapa tahun belakangan ini.

"Kondisi itu membuat mereka tidak memiliki ruang pribadi," tuturnya.

Dalam teori, konsep ruang kerja terbuka dapat membuat para pekerja berinteraksi lebih banyak dengan pekerja lainnya.

Akan tetapi, nyatanya, tanpa ada ruang privat sedikit pun, pekerja justru merasa terganggu dan akhirnya memengaruhi produktivitas mereka.

Faktor lain yang membuat orang lebih mobile ialah teknologi yang mereka gunakan untuk bekerja.

Teknologi seperti telepon kabel dan komputer desktop membuat pergerakan seseorang menjadi terbatas.

"Jelas teknologi terbaru akan membantu seseorang lebih baik dalam pekerjaannya," kata dia.

Namun, bukan sekadar konfigurasi ruang kantor dan teknologi, lanjut Congdon, perusahaan pun mestinya aktif mendorong fleksibilitas ruang kerja.

"Seberapa besar perusahaan mendorong pekerjanya untuk lebih mobile dalam kantor? Jika norma sosial mengharapkan seseorang untuk bekerja di meja kerjanya, orang-orang biasanya akan mengikuti itu."