Jasa Marga Siapkan Tuntutan ke Pengembang

PT JASA Marga sedang mempertimbangkan untuk melayangkan tuntutan kepada pihak pengembang kawasan industri usai banjir yang terjadi di KM 34 dan 37 Tol Jakarta-Cikampek pada Minggu (14/2) kemarin.

Banjir tersebut di klaim Jasa marga sebagai banjir pertama yang terjadi di jalur tol tersebut sejak beroperasi pertama kali.

Direktur Operasional PT Jasa Marga Christianto Prihambodo dalam keterangan pers, Senin (15/2), menjelaskan bahwa banjir yang terjadi pada KM 34 dan KM 37 terbut akibat dari meluapnya debit air karena berkurangnya daerah serapan. Daerah serapan air itu hilang akibat tumbuhnya kawasan industri di sekitar Jalan tol Jakarta - Cikampek. Bahkan air tersebut tidak dapat ditampung oleh Situ Rawa Binong dan Alam Sari yang ada di daerah tersebut.

"Kami memang harus hati - hati dalam melakukan komplain terhadap ketidaksiapan mereka dalam mengantisipasi curah hujan yang tinggi. Kami memang masih berkoordinasi dengan pihak BPJT dan juga pihak kawasan, tetapi kita memang mempertimbangkan untuk melayangkan komplain," ujar Christianto.

Christianto sendiri mengungkapkan bahwa saat ini pihak pengembang kawasan industri memang akan membangun wilayah penampungan air seluas 3 hektar. Hal tersebut guna mengantisipasi hal yang sama terjadi di masa mendatang.

General Manager Tol Jakarta-Cikampek Dadang Sumeriana mengungkapkan selain faktor hilangnya daerah serapan air, terdapat kemungkinan pihak kawasan mengalihkan drainasenya ke arah drainase tol.

"Kami ada foto-fotonya, di mana banyak saluran yang diarahkan ke jalan tol. Kita sedang menyelediki ini. Ini kan merugikan. Kalau semua dialirkan ke tol bisa seperti kolam," terang Dadang.

Untuk itu dirinya berencana untuk memanggil pihak pengembang kawasan industri guna mengevaluasi sauran drainase yang memang mereka bangun.

Selain itu untuk antsipasi sementara, Jasa Marga telah memasang tanggul karung pasir setinggi 80 cm sepanjang 2 KM di sekitar KM 34 dan KM 37. (OL-1)