PT KAI Operator Tunggal Kereta Ringan

Nuriman Jayabuana
03/2/2016 14:39
PT KAI Operator Tunggal Kereta Ringan
(Istimewa)

PEMERINTAH menunjuk langsung PT Kereta Api Indonesia sebagai operator tunggal proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) di kawasan Jabodetabek. Penetapan PT KAI sebagai operator tunggal tersebut merupakan permintaan langsung dari presiden Joko Widodo.

“Penugasan operator LRT Jabodetabek, bapak presiden menghendaki diserahkan kepada PT Kereta Api Indonesia. Jadi ga usah dilelang lagi, karena akan makan waktu yang panjang,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan usai menghadiri rapat koordinasi tentang proyek kereta ringan di Kemenko Perekonomian, Jakarta,Rabu (3/2).

Menurut Jonan, pengerjaan proyek kereta ringan tersebut sepenuhnya menggunakan sumber pembiayaan di dalam APBN. “Jadi Ini bukan proyeknya BUMN, ini proyeknya pemerintah. DIPA-nya juga di kementerian perhubungan,” ujar dia.

Pengerjaan proyek LRT terbagi ke dalam dua tahap dengan total perlintasan sepanjang 83,6 kilometer. Pengerjaan proyek tahap pertama terdiri atas tiga segmen perlintasan, yakni Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas. Sementara itu, pengerjaan tahap kedua terdiri atas perlintasan Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol . Pemerintah memberi tenggat kepada PT Adhi Karya untuk merampungkan proyek LRT sebelum gelaran Asian Games 2018.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Pontas Tambunan memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek tersebut melebihi Rp 23 triliun. “Sekarang masih dihitung lagi sama konsultannya. Tapi tadi pembahasannya lebih ke arah menunjuk langsung PT KAI sebagai operator.”

Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramlli pada kesempatan yang sama mengungkapkan trase proyek kereta ringan Jabodetabek bertumpang tindih dengan trase proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Selain itu, pemerintah juga perlu mencarikan solusi atas kewajiban pendanaan sebelum konstruksi (interest during construction).

“Ada beberapa hal harus diselesaikan termasuk soal financingnya dan soal overlapping. Ya masih dibahas untuk dicarikan solusi untuk overlappingnya,” kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengungkapkan dalam rapat koordinasi menyepakati pemindahan trase LRT karena saling bertumpang tindih dengan kereta cepat Jakarta-Bandung. Pemerintah mewajibkan konsorsium pelaksana kereta cepat PT Kereta Cepat Indonesia Cina menggantikan lahan yang bertumpang tindih antara kereta cepat dengan LRT. “Jadi dari KCIC menyediakan lahan baru untuk trase LRT, itu akan disediakan KCIC,” ujar dia.

Sementara itu, dia mengakui rapat koordinasi menetapkan solusi atas permasalahan interest during construction atas proyek LRT. “Jadi dikerjakan dulu baru dibayar. Pengerjaan proyeknya dibayarkan per segmen, jadi tidak semua dikerjakan dulu baru dibayar, ga kuat juga nanti kontraktornya. Jadi per segmen dikerjakan baru bayar,” ujar dia. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya