Anak Usaha Erajaya Garap Tembakau Alternatif

ANAK usaha Grup Erajaya, PT Jagad Utama Lestari (PT Jul), bersama produsen vape dari Amerika Serikat, JUUL Labs, menggarap pasar produk tembakau alternatif.

Besarnya potensi pasar dari para pencari alternatif rokok ini membuat perusahaan terus membuka gerai penjualan berupa toko atau pun kios di mal.

Setelah hadir di Pacific Place Jakarta dan Beachwalk Shopping Center Bali, JUUL Labs kembali membuka toko di Cilandak Town Square (Citos), Jakarta.

"Kami hadir untuk 67 juta perokok di Indonesia yang mencari alternatif dari rokok. Jadi, penting bagi kami untuk ada di mana pun mereka untuk mendapatkannya," ujar Head of Communications JUUL Labs Indonesia, Reza Juniarshah, dalam keterangan tertulisnya terkait pembukaan toko di Citos.

JUUL tidak akan memperbolehkan setiap orang masuk ke tokonya. Calon pengunjung akan diminta untuk menunjukkan KTP atau SIM oleh penjaga toko.

Bagi yang berusia di bawah 18 tahun, penjaga toko akan dengan ramah untuk tidak mengizinkan masuk walau hanya untuk melihat-lihat isi toko. Namun, bagi perokok dewasa, berkunjung ke toko ritel JUUL di Citos bisa jadi pilihan untuk mencari informasi tentang JUUL sebelum beralih dari rokok.

Head of Business and Operations PT JUL Andy Handoko yang hadir saat konferensi pers mengatakan bahwa pihaknya menyediakan stok terbatas sekitar 500 paket dengan harga khusus.

Selain penawaran khusus, toko JUUL ini juga menyediakan layanan ukiran grafir bagi konsumen yang ingin membuat perangkatnya lebih personal serta layanan purnajual dan konsultasi.

Selain di toko JUUL di Citos serta dua kios lainnya, produk JUUL juga akan tersedia di berbagai toserba di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

"Toko ini adalah langkah awal kami. Ke depannya, kami menjangkau lebih banyak tempat agar perokok dewasa di Indonesia dapat mengakses JUUL dan menjadi langkah pertama mereka beralih dari rokok melalui JUUL," tutup Reza.

Sebagai informasi, industri rokok elektrik terus bertumbuh pesat sejak dinyatakan legal oleh pemerintah pada 18 Juli 2018. Industri ini pun turut menyumbang penerimaan cukai bagi negara.

Semua pihak, dari produsen hingga pengecer, berusaha memajukan produk tembakau alternatif ini. (RO/E-1)