Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Go-Jek Optimistis Unggul di Asia Tenggara

Desi Angriani
12/4/2019 11:00
Go-Jek Optimistis Unggul di Asia Tenggara
Driver Go-Jek(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang populer dengan nama Gojek optimistis bakal mengungguli pasar transportasi online di Asia Tenggara. Hal ini mengingat Gojek memiliki tiga super-apps yang menjadi keunggulan platform digital pertama asal Indonesia yang meraih status decacorn tersebut.
 
"Kita pun bisa meraih kesuksesan karena kita tiga platform super-apps konsumen, UMKM, dan mitra pekerja. Itu yang menjadi segitiga ekosistem Gojek," tegas Nadiem di Restoran Segarra, Ancol, Jakarta, Kamis (11/4). Selain memiliki tiga super-apps, Gojek disebut unggul lantaran menguasai pasar Indonesia.
 
Nadiem mengklaim hal itu terbukti dari jumlah pengguna aktif bulanan (monthly active users) Gojek terbanyak sepanjang 2018. Angka tersebut lebih tinggi dari kompetitor Gojek lainnya. Setelah Uber berhenti beroperasi di pasar Asia Tenggara dengan menjual bisnisnya ke Grab, kini Gojek menjadi pesaing utama Grab.

"Karena lokal kami punya kemampuan di sini, kami punya jaringan, kami mengerti konsumen. dan mendengarkan konsumen, bukan hanya mengkopi dan melihat luar negeri. Tanpa memenangkan Indonesia tidak akan bisa memenangkan Asia Tenggara," ungkapnya.

Baca juga: Perekonomian Indonesia yang Baik Dorong Gojek Jadi Decacorn
 
Di sisi lain, Nadiem menyebut, investor Gojek juga sangat terdiversifikasi. Hal tersebut akan sangat menguntungkan Gojek dari segi finansial. Total investasi yang masuk ke Gojek mencapai 3,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dari 24 investor. Gojek tercatat mendapatkan penggalangan dana sebanyak sembilan kali.
 
Pada 2014 melalui Openspace Ventures & Capikris Foundation atau Seri A. Selanjutnya penggalangan dana Seri B pada 2015 berasal dari Openspace, DST global, Sequoia Capital India. Sementara Seri C, dana diperoleh dari Rakuten, Openspace Ventures pada 2016.
 
Untuk Seri D atau pada 2017 berasal dari DST Global, Northstar Group, Farallon Capital Management, Kohlberg Kravis Roberts, & Co, Warburg Pincus dan Formation Group dengan total dana 550 juta dolar AS.
 
Pada 2018, perolehan dana berasal dari Via ID, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International, Meituan-Dianping, JD.com, Google hingga Blibli dengan total 1,5 miliar dolar As. Terakhir pada 2019 atau Seri F, Gojek memperoleh penggalangan dana dari Astra Internasional, Tencent Holdings, JD.com dan Google dengan total 1 miliar dolar AS.
 
Dengan dana besar tersebut, Gojek pun berhasil mengaspal di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, dan Singapura. "Dari jumlah investor kita juga sangat besar dan berbagai macam negara dan itu keragaman itu menjadi kekuatan dari sisi financial juga," pungkas dia.
 
Adapun Gojek mencatat pertumbuhan nilai transaksi sebesar 9 miliar dolar AS pada 2018 dengan total volume transaksi setahun mencapai 2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut naik 13,5 kali lipat sejak 2016 lalu.
 
Gojek kini beroperasi di 204 kota dan kabupaten di lima negara Asia Tenggara. Per Maret 2019, aplikasi dan ekosistem Gojek telah diunduh oleh lebih dari 142 juta dengan lebih dari dua juta mitra pengemudi, hampir 400 ribu mitra merchants, dan lebih dari 60 ribu penyedia layanan di Asia Tenggara. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya