Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HASIL pertemuan yang positif antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Selasa (12/6) dinilai bakal berdampak positif bagi iklim investasi dan perdagangan global dalam jangka menengah-panjang.
"Ekspor impor dalam jangka panjang akan lebih kuat, dalam jangka menengah panjang akan bagus bagi investasi dan perdagangan," ujar Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal saat dihubungi Media Indonesia di Jakarta, Rabu (13/6).
Positifnya perdagangan global dan investasi ke depan, lanjut Faisal, karena adanya stabilitas politik dan ekonomi di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia. Hal itu akan membuat investor asal AS akan semakin memperkuat investasinya di negara-negara berkembang.
"Dari sisi stabilitas politik dan ekonomi di Asia Pasifik khususnya Indonesia dari investasi akan tetap bergairah dan positif, tidak ada tekanan," ucapnya.
Faisal menilai, dampak pertemuan itu juga akan membuat faktor geopolitik dalam menentukan arah perekonomian global menjadi semakin kecil.
"Yang jelas bagi pasar respon positif, paling tidak stabilitas dari geopolitik akan mempengaruhi optimisme pelaku usaha di Amerika dan Asia," tukasnya.
Hasil pertemuan itu, lanjut Faisal, juga bisa membuat IMF merevisi target pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi sedikit lebih positif. Diketahui IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini mencapai 3,9%.
"IMF biasanya akan ada revisi pada Oktober, kalaupun ada bukan revisi turun, paling tidak tetap atau naik sedikit," sebutnya.
Harga Minyak Terkendali
Faisal juga berpendapat pertemuan yang positif itu bisa membuat harga minyak dunia tidak akan melebihi US$80 per barel. Diketahui saat ini harga minyak berada dikisaran US$65-75 per barel.
"Suksesnya pertemuan ini tidak mendorong harga minyak lebih tinggi, harga minyak lebih terkendali," pungkasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved