Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Imbal Hasil Investasi Saham Masih di Atas Obligasi Pemerintah, Emas, dan Deposito

Fetry Wuryasti
17/3/2018 09:11
Imbal Hasil Investasi Saham Masih di Atas Obligasi Pemerintah, Emas, dan Deposito
(ANTARA)

RATA-rata tingkat imbal hasil investasi di pasar saham dalam beberapa tahun terakhir masih lebih tinggi dibandingkan produk investasi lainnya seperti surat utang pemerintah, emas, dan deposito.

Dalam rentang waktu 2016 hingga 15 Maret 2018, imbal hasil investasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah mencapai 11,59 persen. Pada 2016, imbal hasil dari investasi saham tercatat 15,32%, dan pada tahu 2017 sebesar 19,99%. Namun memang year to date 2018 tercatat imbal hasilnya minus 0,53%.

Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Oskar Herliansyah mengatakan rata-rata keuntungan yang didapatkan investor dari investasi produk emas sejak 2016 hingga 15 Maret 2018 sebesar 7,65 persen, dengan rincian pada tahun 2016, emas memberikan imbal hasil 8,63% dan 13,68% pada tahun 2017. Secara year to date investasi emas masih menunjukkan imbal hasil positif 0,65%.

Sedangkan rerata imbal hasil surat utang pemerintah di periode yang sama sebesar 7,21 persen, dengan rincian pada tahun 2016, obligasi pemerintah memberikan imbal hasil 8,09% dan 6,59% pada tahun 2017. Secara year to date investasi emas masih menunjukkan imbal hasil positif 6,94%.

Adapun keuntungan dari rata-rata bunga deposito sejak 2016 adalah 6 persen. Di tahun 2016 deposito memberikan imbal hasil sebesar 6,45% dan 5,8% di tahun 2017 seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate. Di 2018, year to date, deposito memberikan imbal hasil 5,74%.

"Pasar modal juga saat ini semakin mampu menjawab kebutuhan investor akan keamanan dalam berinvestasi, dengan modal awal yang sudah semakin terjangkau bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia," ujar Oskar melalui rilis yang diterima, Sabtu (17/3).

Salah satu obligasi korporasi yang diterbitkan dan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini adalah Obligasi Berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia Tahap II Tahun 2018 yang dicatatkan Jumat (16/3) dengan nilai emisi Rp645,5 miliar.

Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di sepanjang tahun 2018 adalah 11 emisi dari 10 emiten senilai Rp21,89 triliun.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 355 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp402,55 triliun dan US $47,5 juta yang diterbitkan oleh 114 emiten.

Sebanyak 91 seri Surat Berharga Negara (SBN) telah tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp 2.148,26 triliun dan US$ 200 juta, serta 10 emisi Efek Beragun Aset senilai Rp9,93 triliun.

Selain sebagai wahana investasi, peran pasar modal lainnya adalah sebagai sarana bagi perusahaan untuk memperoleh dana dari investor.

"Dana yang diperoleh oleh perusahaan dari pasar modal melalui aksi korporasi perusahaan seperti pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO), pencatatan saham baru (rights issue), ataupun penerbitan obligasi setiap tahunnya, dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain sebagainya," tutup Oskar (Try/X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya