Bank Victoria Raih Laba Bersih Rp100,36 Miliar

PT Bank Victoria Internasional Tbk mencatatkan laba bersih Rp100,36 miliar pada tahun buku 2016.

Sementara itu, laba tahun berjalan tumbuh 14,8% menjadi Rp118,8 miliar pada 2016 dari Rp103,4 miliar pada 2015.

"Total aset tumbuh 11,76% menjadi Rp24,7 triliun di 2016 dari Rp22,1 triliun di 2015. Kredit yang diberikan tumbuh 10,38% jadi Rp13,3 triliun dari Rp12 triliun di 2015," ujar Dirut Bank Victoria Daniel Budirahaju seusai public expose dan rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, kemarin.

Selanjutnya, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,78% menjadi Rp19,5 triliun dari Rp17,1 triliun pada 2015.

Akan tetapi, kata dia, pertumbuhan kinerja belum seiring dengan peningkatan rasio-rasio keuangan bank, seperti return on assets, return on equity, serta net interest income yang masih rendah lantaran tekanan negative performance loan (NPL).

"Namun untuk rasio NPL net mengalami perbaikan menjadi 2,37% dari 3,93%," ujar Daniel.

Daniel melanjutkan pihaknya menargetkan peningkatan current account saving account pada akhir tahun ini menjadi 15%-20%.

Selain itu, Bank Victoria mulai serius menggarap Bank Devisa yang sudah beroperasi pada Februari 2017.

Pada akhir 2016, perusahaan investasi Eropa, Deg Deutsch Inventitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH, telah resmi menjadi pemegang 9% saham PT Bank Victoria.

Dengan begitu, Bank Victoria memperoleh izin operasional sebagai Bank Devisa.

"Tentunya kami bisa melayani deposito valuta asing, yang kami batasi major currencies, seperti dolar AS, euro, dolar Singapura, dolar Australia. Kedua, selain menghimpun dana pihak ketiga valuta asing, ada layanan transfer luar negeri dan mulai refinance."

Namun, ia mengakui untuk menjadi Bank Devisa, pihaknya masih mendapatkan technical assistant dari BNI.

"Kami bekerja sama terkait dengan fasilitas dalam meningkatkan infrastruktur," jelasnya.