Luhut Tawarkan Berbagai Proyek ke Tiongkok

Jes/E-1
17/6/2017 05:21
Luhut Tawarkan Berbagai Proyek ke Tiongkok
(ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tengah menawarkan berbagai proyek kerja sama ke Tiongkok.

Hal itu dilakukan saat kunjungan kerjanya ke Tiongkok pada 15-17 Juni 2017.

Beberapa proyek yang ditawarkan pemerintah antara lain proyek terintegerasi dan hydropower di Sumatra Utara, industri nuklir dan pelabuhan di Kalimantan Utara, dan pengembangan pariwisata yang terintegrasi di Bitung, Sulawesi Utara.

Proyek-proyek itu dinilai Luhut menjadi objek penting yang sedang dikembangkan pemerintah.

"Sedangkan masalah tourist destination seperti yang sudah dilakukan studi bersama Tiongkok dulu sudah kami siapkan di Bali," jelas Luhut dalam keterangan resmi, kemarin.

Dalam kunjungannya, Luhut bertemu dengan Sekretaris Komisi Politik dan Hukum Tiongkok Meng Jianzhu, Wakil Perdana Menteri Zang Ghaoli, Menteri Perdagangan Tiongkok, dan pejabat pemerintahan Tiongkok lainnya.

Penawaran proyek investasi itu juga dilakukan Luhut kepada China Communications Construction Co Ltd (CCCC) dan China Development Bank (CDB).

Menurutnya, pihak CCCC dan CDB tertarik dengan tawaran investasi di Indonesia dan akan mengirimkan tim untuk menjajaki.

Selain menawarkan investasi, Luhut mendorong Tiongkok untuk membaurkan campuran biodiesel sebesar 5% (B5) dalam produk solar yang dijual di Tiongkok.

Menurutnya, penggunaan biodiesel bisa membantu Tiongkok memenuhi komitmen pengurangan emisi dalam Paris Climate Change Agreement.

"Indonesia saat ini sudah mewajibkan camputran biodiesel 20% (B20) untuk penggunaan dalam negeri. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari Indonesia dalam hal pengurangan emisi," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk membantu langkah tersebut, pemerintah dan kalangan bisnis palm oil dari Indonesia siap meningkatkan suplai ekspor crude palm oil (CPO/minyak kelapa sawit), sekaligus berinvestasi di pabrik biodiesel jika memang diperlukan.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengatakan ekspor sawit ke Tiongkok bisa meningkat drastis bila B5 direalisasikan.

Pasalnya kebutuhan fame untuk mengimplementasikan B5 bisa mencapai 9 juta kiloliter (kl) per tahun.

"Sekarang bagaimana kita terus pengaruhi Tiongkok menggunakan B5. Dia butuh 9 juta kl fame," ucap Tumanggor.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya