Gojek Jadi Aplikasi Ride-Sharing Terlaris di Indonesia

SEBUAH perusahaan pengiklanan dan provider internet asal Amerika Serikat, Jana, melansir Gojek sebagai layanan transportasi daring paling laris di Indonesia. Perusahaan nasional yang didirikan Nadiem Makarim itu mengungguli kompetitornya yang berasal dari luar negeri.

Jana selama ini kerap merilis survei-survei penggunaan aplikasi mobile di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Brasil, dan India. Dalam survei kali ini, mereka meneliti tentang pemakaian aplikasi ride-sharing oleh masyarakat secara harian. Hasilnya, Gojek merupakan aplikasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat.

Soal kebutuhan masyarakat terhadap layanan ride-sharing alias transportasi daring memang tidak bisa dipungkiri. Fakta tersebut disebut sosiolog Musni Umar karena transportasi daring sudah menjadi bagian dari kebutuhan penting masyarakat.

"Karena transportasi online itu sudah menjadi komoditas dan memang begitu realitanya," kata Musni di Jakarta, Rabu (14/6).

Survei itu dilakukan selama periode September 2015 hingga Oktober 2016. Tercatat tiga aplikasi mobile yang paling sering digunakan adalah Gojek di peringkat atas, disusul Grab dan Uber. Meski ketiganya kerap bersaing secara ketat, posisi tiga aplikasi tersebut tidak banyak berubah.

Hasil survei Jana sejalan dengan temuan survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengenai transportasi online. Berdasar riset YLKI kepada lebih dari 4.000 konsumen, sebanyak 77,7% konsumen menyambut sangat baik keberadaan transportasi daring.

Beberapa alasan utama konsumen memilih menggunakan transportasi online, di antaranya karena murah (84,1%), cepat (81,9%), nyaman (78,8%), dan aman (61,4%).

Sementara, untuk frekuensi penggunaannya, konsumen paling banyak menggunakan transportasi online adalah 2-3 kali dalam seminggu sebanyak 31,6%), 1-2 kali dalam sehari 27,6%, seminggu sekali 13,7% dan lebih dari 3 kali dalam sehari 8,7%. (X-12)