April Sesuai Harapan, Inflasi Mei dan Juni Diprediksi Lebih Tinggi

MENTERI Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memandang inflasi pada April yang mencapai 0,09%. Menurutnya tingkat inflasi tersebut masih dalam acuan target dari pemerintah yang sebesar 4% plus minus 1.

"Inflasi April tu terutama dari dua kelompok. Satu itu listrik, air minum, kedua adalah angkutan. Jadi cukup baiklah inflasi bulan ini. Baik year to date maupun year on year masih dalam range yang kami harapkan," jelas Darmin saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/5).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi laju inflasi pada Mei dan Juni mendatang berpotensi lebih tinggi dibandingkan inflasi April. Prediksi itu didasari adanya Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada dua bulan tersebut.

"Kalau melihat pada tahun-tahun sebelumnya, selalu ada kenaikan harga bahan pangan pada saat puasa dan lebaran. Tetapi itu wajar karena permintaan bahan makanan tinggi. Namun pemerintah juga tetap harus berhati-hati," ujar Kepala BPS Ketjuk Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/5).

Tingginya inflasi pada Mei dan Juni juga diramalkan terjadi karena adanya kenaikan tarif dasar listrik bagi pengguna berkapasitas 900 voltampere (VA) non subsidi mulai 1 Mei.

Ketjuk berharap, langkah pemerintah dalam menjaga harga komoditas pangam dapat terus dilakukan. Dengan begitu, angka inflasi pun dapat ditekan.

Sejak awal tahun, ia mengatakan kelompok pangan memberikan kontribusi baik karena menyumbang deflasi dan menjadi penetralisir kelompok pengeluaran yang lain.

Terkait dengan rencana pemerintah menaikkan TDL pada Mei ini, Darmin menekankan bahwa penaikan tersebut hanya untuk pelanggan 900 VA sedangkan pelanggan lainnya tidak dinaikkan. Kenaikan itu sudah sesuai dengan rencana pemerintah menaikkan tarif 900 VA sejak awal tahun.

Pemerintah masih merencanakan akan menaikkan satu kali lagi untuk pengguna 900VA setelah penaikan bulan ini. "Juni belum ada rencana, Nanti setelah Juni kami lihat. Sekarang belum ada," terang Darmin. (X-12)