Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TSUNAMI di Selat Sunda beberapa waktu lalu tidak hanya mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan bangunan tapi menimbulkan dampak psikologis kepada warga pengungsi. Selain bantuan material, diperlukan pula penanganan dan penyembuhan trauma sehingga para pengungsi dapat segera kembali bangkit.
"Bencana berdampak pada kerusakan fisik infrastruktur dan juga psikologis para pengungsi, khususnya anak-anak," ujar Ayi Subing selaku Koordinator Relawan Green Edelweiss Foundation (GEF).
Hal ini menjadi perhatian GEF yang tengah bergerak di tenda-tenda pengungsian, tepatnya di Pos Pengungsi Kabupaten Kalianda, Lampung
Selatan dan Desa Way Muli kecamatan Rajabasa, Kalianda Lampung Selatan, beberapa waktu lalu. Sambil membagi bantuan logistik, GEF ikut melakukan trauma healing kepada anak-anak terdampak bencana.
Dengan menempati posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung, GEF memobilisasi anak-anak lalu melakukan trauma healing berupa dongeng berisi motivasi, edukasi dan pelajaran ahlak sehingga anak-anak terhibur dan bangkit semangat kembali. Sekitar 100 anak di posko pengungsian Kabupaten Kalianda dan 90 anak dari Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa lalu diajak bermain dan mendengarkan dongeng dari Kak Rizal, relawan GEF yang berpengalaman dalam mendongeng edukatif.
Kordinator Lapangan BPBD Bandar Lampung, Haidir Subing mengatakan trauma healing yang menghibur dan mendidik sangat dibutuhkan oleh anak-anak. "Tidak hanya bantuan logistik, mereka juga butuh kehadiran kita untuk menguatkan jiwa dan membuat mereka kembali ceria," ujarnya.
Salurkan kebutuhan pengungsi
GEF juga menurunkan tim untuk memetakan kebutuhan pengungsi sehingga penyaluran kebutuhan menjadi tepat sasaran. Bekerja sama dengan Rodja Peduli, GEF lalu menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan pengungsi seperti sendal jepit, pakaian dalam pria dan wanita, pembalut, pampers, sabun mandi, shampo, pasta gigi, makanan dan minuman ringan hingga mainan anak-anak.
Dari hasil pantauan di lokasi, GEF menyarankan para donatur untuk berkoordinasi lebih dulu dengan relawan untuk optimalisasi bantuan. Memasuki musim penghujan misalnya, bantuan yang dibutuhkan antara lain pakaian hangat, selimut, sarung, bantal serta obat-obatan. Diharapkan warga juga secepatnya dapat memperoleh bantuan rumah sementara di dataran tinggi agar mereka dapat menetap dengan aman, nyaman dan bisa kembali beraktivitas secara normal. (RO/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved