Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMAJUAN sebuah bangsa sangat ditentukan oleh pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal tersebut dapat dicapai melalui pengembangan dunia pendidikan sebagai fondasi utama dalam peningkatan kualitas SDM dan, pada gilirannya nanti, pembangunan ekonomi.
Menyadari hal tersebut, Chevron menempatkan bidang pendidikan sebagai salah satu fokus program investasi sosialnya, selain juga menitikberatkan pada bidang ekonomi melalui pemberdayaan dan pengembangan perekonomian masyarakat; bidang kesehatan dengan mendukung peningkatan kualitas kesehatan dan akses terhadap layanan kesehatan bagi masyarakat; dan bidang lingkungan dengan mendukung kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Chevron merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan sejumlah blok migas di Provinsi Riau dan Kalimantan Timur di bawah pengawasan dan pengendalian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Sebanyak 98,7 persen karyawan Chevron merupakan putra-putri bangsa Indonesia yang mendedikasikan diri untuk pemenuhan energi nasional.
Merintis sejak Tahun 1950-an
Chevron meyakini bahwa pendidikan memiliki peran strategis untuk kemajuan bangsa melalui terciptanya masyarakat yang mandiri, kreatif, dan sejahtera. Sejak awal berproduksi pada 1950-an, Chevron menjadi pelopor pengembangan pendidikan di Provinsi Riau. Tonggak sejarah tersebut ditandai dengan penyerahan bangunan SMA pertama di Riau pada 8 Oktober 1957. Sekolah yang kini bernama SMAN 1 Pekanbaru itu tumbuh sebagai sekolah favorit dan banyak melahirkan tokoh masyarakat dan pemerintahan.
Chevron juga bermitra dengan pemerintah daerah dalam pendirian gedung-gedung SD, SMP, dan SMA/SMK lainnya di sejumlah provinsi di seluruh Indonesia. Selain infrastruktur, program-program pendidikan lainnya seperti pendirian Politeknik Caltex Riau (PCR); Darmasiswa Chevron Riau (DCR) bagi lebih dari 1.000 siswa-siswi terbaik Riau untuk menempuh studi di perguruan tinggi; beasiswa untuk lebih dari 1.300 warga adat Sakai mulai tingkat SD hingga S2; beasiswa dosen; program bagi mahasiswa berupa Belajar Bekerja Terpadu (BBT), kerja praktik, maupun tugas akhir.
Chevron juga meluncurkan program VoTEE (Vocational Training for Employment and Entrepreneurs) yang bertujuan untuk meningkatkan peluang kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dengan meningkatkan keahlian generasi muda putus sekolah, siswa kurang mampu dan perempuan. Diharapkan melalui program ini peserta pelatihan mendapat bekal yang cukup untuk mandiri membuka lapangan usaha atau siap kerja dengan kemampuan teknis yang memadai. Sejak diluncurkan pada 2011, sekitar 400 orang sudah menerima manfaat dari program ini.
Chevron berpartisipasi dalam upaya peningkatan standar-prosedur, kelengkapan laboratorium, maupun buku teks bagi sejumlah perguruan tinggi lokal; pelatihan kejuruan bagi pemuda putus sekolah serta penugasan karyawan yang kompeten untuk menjadi dosen tamu.
Atas kontribusi dan konsistensinya, Chevron mendapatkan pengakuan nasional melalui Anugerah Peduli Pendidikan (APP) yang diberikan Kementeriaan Pendidikan Nasional pada tahun 2010. Keberhasilan tersebut diraih melalui kemitraan yang kuat dengan pemerintah dan masyarakat Riau.
Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian
Salah seorang penerima beasiswa DCR, Rita Kustina, mengaku sangat terbantu dengan adanya program tersebut. Perempuan asal Sungai Raya, sebuah kota kecil di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, ini tidak pernah membayangkan bakal bisa menempuh pendidikan hingga bangku kuliah.
“Berkat beasiswa DCR ini, saya dapat membiayai pendidikan tanpa membebani orang tua, mendapatkan keterampilan untuk dunia kerja, dan mampu untuk hidup mandiri,” ujar Rita yang menerima beasiswa DCR tahun 2002. Rita menimba ilmu dan lulus dari Program Studi Teknik Komputer di PCR dan saat ini bekerja di Chevron.
PCR didirikan melalui kemitraan Pertamina BPPKA (sekarang bernama SKK Migas), Chevron dan pemerintah daerah Riau pada tahun 2001. Hingga akhir 2017, PCR telah meluluskan lebih dari 3.300 mahasiswa.
Tidak hanya di Riau, Chevron juga membantu pendirian Politeknik Aceh pada 2008, sebagai bagian dari program Chevron Aceh Recovery Initiative (CARI) setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Aceh pada 2004. Politeknik tersebut membuka jurusan mekatronika, teknologi informasi, elektronika industri, dan akuntansi. Kampus ini telah meluluskan lebih dari 500 mahasiswa.
Merajut Kemitraan untuk Indonesia
Kemitraan yang panjang antara Chevron dengan masyarakat dan pemerintah Indonesia turut meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyumbangkan pendapatan negara hampir US$200 miliar (sekitar Rp2.800 triliun).
Keberadaan operasi Chevron di Indonesia juga berkontribusi terhadap tersedianya lapangan kerja yang berkualitas. Pada kurun 2009-2013 misalnya, setiap pekerjaan di Chevron mendukung terciptanya rata-rata 36 pekerjaan lainnya di Indonesia. Pada 2013 saja, Chevron dan para mitra berkontribusi terhadap tambahan pendapatan masyarakat senilai US$736 juta (sekitar Rp 10,3 triliun) dan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia senilai US$11,9 miliar (sekitar Rp 167 triliun).
“Kita hidup di dunia yang saling berhubungan dan bergantung satu sama lain untuk maju. Kami percaya bahwa bisnis kami dapat berhasil apabila masyarakat di sekitar wilayah operasi kami juga berhasil,” kata Albert Simanjuntak, Deputy Managing Director Chevron di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved