Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Restoran ramen di Jepang saat ini memiliki sebuah aturan tak tertulis yaitu “harus makan dengan cepat dan segera pergi”. Seorang pemilik restoran memandang kebiasaan ini dengan serius, sehingga ia mulai mencatat dan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk mulai makan.
Kota Kai selaku pemilik dan pengelola restoran ramen Debu-chan di Tokyo mengungkapkan bahwa selama mengamati para konsumen yang datang, biasanya mereka akan menghabiskan waktu lebih lama dalam menyantap semangkuk sup panasnya karena diselingi dengan aktivitas menonton video lewat ponsel mereka.
Atas dasar itu, Kota Kai membuat peraturan untuk melarang pelanggan menggunakan ponsel saat makan di waktu sibuk, sebuah langkah yang menjadi perbincangan hangat di media sosial di Jepang. Sebab, selain membuang waktu, kecanduan menonton video lewat smartphone pun membuat santapan menjadi dingin, padahal ramen lebih nikmat disantap saat masih dalam keadaan panas.
“Suatu kali, ketika kami sedang sibuk, kami melihat seorang pelanggan yang tidak mulai makan selama empat menit,” kata Kai yang telah mengoperasikan restorannya sejak 5 tahun lalu seperti dilansir dari CNN pada Rabu (5/4).
Walaupun di restoran lain penggunaan ponsel mungkin tidak terlalu berdampak terhadap menikmati sajian makanan yang dihidangkan. Namun berbeda dengan Kai yang menyajikan ramen jenis Hakata, sejenis ramen dari daerah prefektur Hakata di Jepang yang menurutnya adalah makanan yang lahir untuk orang yang tidak sabar.
Mi tipis yang disajikan Kai hanya selebar satu milimeter, sehingga dapat menjadi rusak dan lembek dengan cepat. Melalui logika tersebut, mendiamkan makanan selama empat menit saja bisa mengubah tekstur dan menghasilkan sajian yang kurang lezat.
Debu-chan termasuk kedai ramen Tokyo yang cukup besar dengan dilengkapi 33 kursi. Namun, Kai mengatakan bahwa perilaku orang yang sering bermain ponsel saat makan membuat antrean panjang di restoran pada jam-jam sibuk. (M-3)
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Archipelago International mengadakan "Archipelago Black Box Battle" di Aston Kartika Grogol Hotel & Conference Center, Jakarta pada 25 Juli 2024.
Ada yang baru pada Festival Merah Putih (FMP), gelaran akbar yang rutin digelar setiao tahun di Kota Bogor, Jawa Barat, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI.
Alila Solo kembali menghadirkan acara kuliner istimewa bertajuk “Sate Nusantara Festival” yang akan berlangsung di Epice Restaurant.
Daging domba yang lembut, slow-roasted stockyard striploin MB5 yang dipanggang dengan teknik slow-roasting sehingga menghasilkan caramelized striploin dengan tekstur yang lebih lembut.
Chef Setyo Widharto (Theo) akan memandu tamu untuk menemukan keunikan dari setiap hidangan Indonesia.
Indonesia, dengan kekayaan budaya dan alamnya, menawarkan berbagai kuliner lezat, termasuk minuman tradisional yang menggugah selera.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved