Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pembatasan asupan kalori, terutama dari lemak, dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis dan memperpanjang usia. Selain itu, pembatasan kalori juga dapat memperlambat metabolisme basal atau mengurangi jumlah energi yang digunakan tubuh. Hal itu menurunkan stres oksidatif yang ditanggung tubuh.
Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Amerika Serikat, Olga Spadaro dan kolega, melalui Studi Penilaian Komprehensif Efek Jangka Panjang dari Pengurangan Asupan Energi, mengonfirmasi manfaat pembatasan kalori pada manusia dan mengidentifikasi protein kunci yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan.
Penelitian dilakukan pada lebih dari 200 orang sehat selama dua tahun. Sebagian diminta mengurangi asupan kalori sebesar 14 persen, sebagian makan seperti biasa. Secara simultan, dilakukan juga penelitian pada tikus yang dikurangi asupan kalorinya secara ekstrem, yakni 40 persen.
Analisis studi tersebut menunjukkan bahwa pembatasan kalori meningkatkan fungsi kelenjar timus. Ekspresi gen yang mengkode platelet activating factor acetylhydrolase (PLA2G7) menurun pada manusia yang menjalani pembatasan kalori. Hal serupa teramati pada tikus. Inaktivasi gen ini pada tikus mampu mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi timus serta beberapa fungsi metabolisme pada tikus yang menua.
Seperti dilansir dari laman resmi University Yale, timus adalah kelenjar yang berada di rongga dada, di antara paru dan di atas jantung. Kelenjar yang jadi bagian penting dari sistem getah bening ini berfungsi menghasilkan sel T, sejenis sel darah putih dan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Timus menua lebih cepat daripada organ lain.
Saat orang dewasa sehat berusia 40 tahun, 70 persen dari timus sudah berlemak dan berkurang fungsinya. Seiring pertambahan usia, produksi sel T makin sedikit. Karena itu, semakin lanjut usia, orang berisiko lebih besar mengalami infeksi. Sedangkan dalam penelitian, kelenjar timus pada peserta yang membatasi asupan kalori memiliki lebih sedikit lemak dan volume fungsionalnya menjadi lebih besar setelah dua tahun.
Salah satu kunci penting untuk membatasi asupan kalori tanpa menjadi kelaparan adalah harus bisa memilih jenis makanan. Seperti diketahui bahwa proses biokimia dan metabolisme tubuh menghasilkan radikal bebas, dalam jumlah normal, radikal bebas diperlukan oleh sistem kekebalan tubuh, biosintesis hormon, sinyal seluler, dan berbagai proses fisiologis tubuh. Tubuh akan baik-baik saja jika radikal bebas diimbangi oleh antioksidan.
Stres oksidatif terjadi jika jumlah radikal bebas tak seimbang dengan antioksidan. Terlalu banyak radikal bebas akan merusak sel-sel sehat sehingga terjadi peradangan dalam tingkat rendah. Peradangan ini dalam jangka panjang memicu berbagai penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi,kardiovaskular, kanker, artritis reumatoid, alzheimer, dan parkinson.
Pengurangan asupan kalori juga meningkatkan kemampuan tubuh membakar simpanan asam lemak untuk diubah menjadi energi. Ini menjadi penting karena jika tidak dibakar, lemak akan menumpuk di organ-organ, seperti otot dan hati, sehingga menyebabkan obesitas, resistensi insulin dan berujung pada diabetes tipe 2 serta berbagai gangguan kesehatan lain.
Peneliti yang menggunakan alat pencitraan resonansi magnetik ini juga mengamati perbedaan fungsional kelenjar timus pada peserta yang membatasi kalori dan yang tidak. Didapatkan, kelenjar timus pada peserta yang membatasi asupan kalori memiliki lebih sedikit lemak dan volume fungsionalnya menjadi lebih besar setelah dua tahun.
Artinya, timus mereka memproduksi lebih banyak sel T dibanding awal penelitian, sehingga sistem kekebalan meningkat. Sedangkan timus peserta yang tidak membatasi kalori tak mengalami peningkatan volume fungsional. Selain meningkatkan sistem kekebalan, peningkatan jumlah sel T dikaitkan dengan peningkatan kemampuan membakar simpanan asam lemak untuk energi.
Tim peneliti mempelajari jaringan adiposa (lemak tubuh) dari peserta yang menjalani pembatasan kalori di tiga titik waktu, yakni di awal penelitian, setelah satu tahun, dan dua tahun. Lemak tubuh sangat penting karena memiliki sistem kekebalan kuat. Ada beberapa jenis sel kekebalan dalam lemak yang jika diaktifkan secara tidak wajar akan menjadi sumber peradangan.
Penelitian sebelumnya, yang dilakukan Leanne M Redman, Guru Besar Ilmu Klinis di Pusat Riset Biomedis Pennington di Baton Rouge, Los Angeles, bersama tim dari sejumlah lembaga penelitian di AS, mendapatkan bahwa pembatasan asupan kalori 15 persen pada 53 laki-laki dan perempuan sehat dan tidak obesitas, berusia 21-50 tahun, dapat memperlambat metabolisme basal dan menurunkan stres oksidatif.
Hasil penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Cell Metabolism pada 2018 disebutkan, tidak ditemukan efek samping seperti anemia, keropos tulang, atau gangguan menstruasi pada kelompok yang menjalani pembatasan asupan kalori selama dua tahun. Bahkan, peserta mengalami peningkatan suasana hati dan kualitas hidup terkait kesehatan serta berat badan menurun rata-rata 8,7 kilogram.
Untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penuaan sel tubuh, kita tak perlu menunggu tua karena hal ini akan lebih baik dilakukan sedini mungkin. Mulai sekarang sebaiknya Anda harus mengurangi lemak dan mengatur asupan kalori untuk memperkecil risiko penyakit. (www.medicine.yale.edu/M-2)
Kanker paru-paru diketahui menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada pria. Lalu kenapa pria lebih sering terkena kanker paru-paru? Mari simak penjelasannya.
POLA asuh yang diterapkan oleh orangtua bisa memengaruhi kebiasaan makan anak, termasuk mendorong anak untuk memilih-milih makanan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network mengungkapkan bahwa sering menunda waktu makan malam dapat meningkatkan risiko seorang pekerja
Tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi orang dewasa, tetapi juga dapat mempengaruhi anak-anak.
Sebagian orang pasti menginginkan umur panjang dan sehat. Untuk mewujudkan harapan tersebut, berbagai upaya dilakukan, termasuk mengubah gaya hidup.
Menjaga kadar gula darah dalam batas normal sangat penting untuk kesehatan, karena gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved