Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BIAYA dampak pemanasan global akan jauh lebih besar daripada ongkos pengurangan emisi gas rumah kaca dengan cepat. Demikian seruan lebih dari 700 ekonom dari seluruh dunia yang disampaikan Selasa (30/3).
Sebuah survei internasional menemukan hampir tiga perempat ekonom yang memberikan tanggapan percaya bahwa tindakan "segera dan drastis" diperlukan untuk membatasi dampak perubahan iklim. Mereka juga memperingatkan biaya kegagalan untuk mengurangi polusi karbon akan dengan cepat membengkak hingga mencapai triliunan dolar setiap tahun.
Hampir sembilan dari 10 (89%) ekonom mengatakan mereka percaya perubahan iklim akan memperburuk ketimpangan global dan mereka hampir sepakat dan percaya manfaat emisi nol-bersih pada pertengahan abad ini akan jauh lebih besar, daripada biaya mengatasi dampaknya.
"Orang-orang yang menghabiskan karier mereka mempelajari ekonomi sepakat bahwa perubahan iklim akan mahal, berpotensi sangat merugikan," kata Peter Howard, direktur ekonomi di Institute for Policy Integrity di NYU School of Law, yang melakukan survei tersebut.
Konsensus yang dicapai oleh responden survei itu menunjukkan dampak ekonomi yang diproyeksikan dari perubahan iklim akan mencapai US$1,7 triliun per tahun pada 2025 dan sekitar US$30 triliun per tahun pada 2075.
Dua pertiga ekonom yang disurvei setuju dengan gagasan bahwa manfaat mencapai emisi nol-bersih pada pertengahan abad, seperti yang telah dijanjikan akan dicapai oleh beberapa penghasil emisi besar, akan lebih besar daripada pengeluaran yang diperlukan untuk mencapainya.
Sebanyak 80% responden mengatakan tingkat kepedulian mereka terhadap iklim meningkat selama lima tahun terakhir. Alasannya karena mereka telah mengamati peristiwa cuaca ekstrem yang dikaitkan dengan perubahan iklim.
Penulis survei tersebut mengatakan mereka berharap temuan tersebut akan membantu memberi informasi kepada pembuat kebijakan ketika mereka harus mengeluarkan biaya untuk upaya mitigasi iklim di masa depan. (AFP/M-4)
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
KETIMPANGAN Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia disoroti. Sebagai contoh, HDI Jakarta mencapai 82,46 dan Papua masih di angka 62,25.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
PRESEIDEN terpilih, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di masa jabatannya yang akan datang.
Dengan durasi kerja tersisa tiga bulan, fokus pekerjaan Wameninves lebih kepada penyelesaian regulasi dan pelaksanaan kegiatan investasi.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved