Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengundang kerabat jurnalis Al Jazeera yang terbunuh Shireen Abu Akleh ke Washington.
Warga negara AS itu ditembak di kepala saat meliput operasi tentara Israel di Jenin pada 11 Mei, meskipun mengenakan rompi yang bertuliskan Pers.
Kematian Abu Akleh memicu kehebohan. Otoritas Palestina menuduh hal itu sebagai kejahatan perang. Ini mendorong penolakan keras oleh Israel.
Tembakan yang menewaskan jurnalis Abu Akleh, berasal dari pasukan keamanan Israel. Bukan dari tembakan sembarangan oleh warga Palestina, seperti klaim otoritas Israel sebelumnya.
Seorang pekerja Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel pada Minggu saat melintasi penghalang keamanan di Tepi Barat yang diduduki, kata sumber-sumber Palestina.
Polisi meluncurkan penyelidikan menyusul kecaman internasional setelah peti mati reporter veteran itu hampir dijatuhkan ketika polisi menyerang pengusung jenazah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, pada Selasa (7/6), berjanji untuk menuntut pertanggungjawaban atas pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh.
Namun pada Senin, sejumlah media Israel mengutip pengacara top tentara Israel yang mengatakan bahwa militer melakukan segala upaya untuk menyelidiki insiden tersebut.
Pihak Al Jazeera mengumumkan bahwa mereka akan membawa kasus pembunuhan Abu Akleh ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Pada saat-saat berikutnya, seorang pria berkaus putih mencoba beberapa kali untuk memindahkan Abu Akleh, tetapi dipaksa mundur berulang kali oleh tembakan.
Menurut Reporters Without Borders (RSF) yang berbasis di Paris, setidaknya 30 jurnalis, sebagian besar warga Palestina, telah tewas oleh tembakan Israel di Tepi Barat dan Gaza sejak 2000.
Al Jazeera yang berbasis di Qatar menuduh Israel membunuh Abu Akleh dengan sengaja dan dengan darah dingin.
Israel, yang menyerukan penyelidikan bersama oleh pejabat Israel dan Palestina, ditolak oleh Otoritas Palestina beberapa kali.
Sebanyak 57 anggota DPR mencatat bahwa Abu Akleh memegang kewarganegaraan AS dan menunjuk ada perselisihan tentang cara dia meninggal pada 11 Mei.
Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer tentara Israel, yang dikenal dengan bahasa Ibraninya, Metzah, tidak berencana menyelidiki pembunuhan jurnalis berusia 51 tahun itu.
Menyetujui mosi untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru membutuhkan 61 suara.
Warga Palestina dan jaringan TV mengatakan pasukan Israel membunuhnya. Israel berdalih dia mungkin terbunuh oleh tembakan kelompok Palestina atau tembakan nyasar dari penembak jitu Israel.
Ketika mereka membersihkan halaman setelah penggerebekan polisi, jumlah peluru karet yang ditembakkan Israel yang ditemukan jauh melebihi beberapa batu yang dikumpulkan.
Pada pemakamannya pada Jumat, polisi Israel yang membawa tongkat turun menyerang para pelayat dan merebut bendera Palestina.
Tayangan televisi menunjukkan pengusung jenazah berusaha untuk mencegah peti jenazah Abu Akleh agar tidak jatuh ke tanah ketika petugas polisi yang memegang tongkat menyerbu ke arah mereka.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved