Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OBSESI untuk melakukan sentralisasi data menjadi bumerang bagi pemerintah. Peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) dinilai karena kegagalan pengambil kebijakan menyusun langkah dan aturan secara menyeluruh.
Upaya untuk memusatkan data di satu titik tak diikuti oleh kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Karenanya, peretasan yang kerap terjadi dan menyasar institusi pemerintahan bukan sesuatu yang mengagetkan.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri saat dihubungi, Sabtu (29/6). "Sekarang semua di-sentralisasi, tapi tidak memiliki kemampuan mumpuni, akibatnya seperti sekarang ini," kata dia.
Baca juga : Situs Pemerintah Kerap Jebol, Pengamat Siber: Pengelolaan Data Perlu Ditingkatkan
"Pelayanan publik tidak terlalu baik, biaya tinggi, tidak bisa beradaptasi dengan cepat, dan belum tentu menjamin keamanan data yang lebih baik, malah lebih banyak bolongnya dibandingkan dengan ditempatkan pada cloud yang terdesentralisasi," sambung Yose.
Pemerintah, lanjut dia, tampaknya tak memikirkan skenario terburuk dari pemusatan data tersebut. Padahal kemajuan teknologi saat ini lebih memungkinkan untuk memisahkan data dan mengintegrasikannya melalui blockchain dan komputasi awan (cloud).
Hal itu dinilai jauh lebih aman ketimbang memaksakan semua data berada di satu ruangan. Alih-alih terjamin keamanan datanya, justru itu menjadi lebih rentan diserang dan merepotkan untuk pemulihannya.
Baca juga : BSSN Diminta Audit Soal Waktu Peretasan PDN oleh Ransomware
"Desentralisasi data itu kita akan punya back up di banyak tempat. Tidak seperti sekarang ini yang back up nya tidak ada ternyata. Selain itu, desentralisasi data itu menjadi lebih efisien. Karena tidak perlu ditempatkan di satu keranjang yang besar," terang Yose.
Desentralisasi data juga dinilai jauh lebih relevan dengan situasi dan kondisi pemerintahan Indonesia. Kebutuhan baik akses maupun waktu dari banyaknya server pengguna terhadap data mestinya menjadi titik timbang sebelum memaksakan untuk melakukan pemusatan data.
Karenanya, Yose menilai, ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk melihat kembali urgensi dan ketepatan dari sentralisasi data. Peretasan yang terjadi mestinya menjadi titik balik jika pemerintah memprioritaskan keamanan data nasional.
"Jadi tidak perlu obsesi untuk sentralisasi. Karena itu jadi costly, inefektif, dan berisiko tinggi. Toh, desentralisasi itu tidak masalah selama itu terhubung. Tidak perlu diletakkan semua di satu tempat," pungkasnya. (Mir/Z-7)
Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mempertanyakan kelanjutan kinerja pemerintah dalam mengatasi serangan siber pada PDNS 2 yang sudah empat pekan berlalu.
KABARESKRIM Polri Komjen Wahyu Widada merespons peretasan sistem pusat data nasional (PDN) Kominfo. Wahyu menyebut proses penegakan hukum kejahatan siber ransomware tak mudah.
Secara bertahap beberapa layanan publik pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 telah pulih.
PENGAMAT ekonomi Yanuar Rizky meragukan keakuratan data pemerintah terkait rencana pembangunan BBM bersubsidi. Sebab, dengan bobolnya Pusat Data Nasional (PDN) sementara baru-baru ini
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika telah memulihkan 30 layanan publik yang terdampak serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara 2.
Program sekolah lapang memiliki kurikulum lengkap untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia.
PENGAMAT energi dari UGM Deendarlianto menilai pemerintah tidak perluĀ membentuk satuan tugas (satgas) untuk memperbaiki investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
DIREKTUR Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menuturkan setidaknya terdapat empat permasalahan utama yang menimbulkan anomali hilirisasi di Indonesia.
WAKIL Menteri Pertanian Sudaryono menekankan pentingnya peningkatan populasi ternak melalui Inseminasi Buatan (IB).
MENGELOLA sumber daya manusia (SDM) di era disrupsi saat ini kian menantang. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perubahaan tren di dunia kerja.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menyebut pemerintah harus realistis dalam mencanangkan target Indonesia Maju 2045.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved