Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Isu Menyudutkan Jokowi Bentuk Eskalasi Ketidakpuasan

Sri Utami
06/12/2023 15:48
Isu Menyudutkan Jokowi Bentuk Eskalasi Ketidakpuasan
Ilustrasi E-KTP(Antara)

PAKAR politik Universitas Airlangga Kris Nugroho menilai isu miring terkait pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan bentuk eskalasi ketidakpuasan terhadap pemerintahan Jokowi selama ini. Salah satunya terkait dengan kasus ktp-e yang dilontarkan oleh mantan Ketua KPK Agus Rahardjo.

"Jadi ini dilihat sebagai titik nadir dari Jokowi yang membalikkan harapan publik yang besar kepada dia sebagai tokoh sipil yang bisa diharapkan mempertahankan jalur proses demokrasi. Bukan saja prosedural tapi betul-betul melakukan kekuatan sipil tapi tiba-tiba itu buyar," jelasnya, Rabu (6/12).

Berbagai kritik tersebut memang akan berdampak pada turunnya tingkat kepuasan dan kepercayaan publik kepada Jokowi. Publik dapat menilai sepak terjang Jokowi selama ini dikalahkan dengan ego politik Jokowi yang teramat besar.

Baca juga : DPR Jangan Sekadar Gimik untuk Panggil Jokowi

"Menurut saya sesadar sadarnya Jokowi sebagai elit politik, orang yang punya ambisi politik jauh lebih besar. Jadi dalam konteks tertentu melanggar etika politik. Contoh soal MK dan Gibran, Jokowi sadar dan tahu bahwa itu tidak etis secara moral politik lalu Kaesang juga sama. Dia sadar dan mengendalikan proses itu," paparnya.

Baca juga : Kasus KTP-E, DPR Pertimbangkan Panggil Jokowi untuk Gunakan Hak Interpelasi

Situasi politik tersebut yang terjadi secara terang benderang disaksikan oleh publik yang kemudian menimbulkan gejolak. Wujud sikap publik khususnya protes diakuinya sulit untuk dilakukan di luar jalur konstitusi.

"Itu sebagai bentuk tekanan politik secara konstitusional melalui hak salah satunya yang dicetuskan di DPR dengan hak interpelasi"

Sementara itu Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago memandang salah satu pernyataan yang menyudutkan Jokowi, yakni yang pernah disampaikan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentang bangkitnya orde baru.

"Saya membaca Mega hanya menjaga militansi kader saja agar solid. Dan juga aksi itu kekesalan saja karena Ganjar-Mahfud juga kebingungan dengan narasi memainkan narasi politik. Mainkan keberlanjutan atau perubahan," ungkapnya.

Pernyataan tentang orde baru menurutnya tidak menguntungkan PDIP sebab partai tersebut tetap harus menjaga elektabilitasnya dan militansi kader.

"Soal orba saya kurang sepakat karena itu muncul dari PDIP yang jabatan strategis masih dipegang oleh PDIP di kabinet. Kecuali partai oposisi," tukasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya