Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KASUS rasisme di Amerika yang merebak menjadi gelombang protes besar-besaran bahkan sampai dunia internasional harus juga menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Hal itu dipicu oleh kematian pria kulit hitam George Floyd oleh anggota polisi Minnesota.
Hal tersebut mengemuka dalam perbincangan antara Jurnalis Senior Media Indonesia Sabam Sinaga dengan warga negara Indonesia yang berdomisili di Amerika Priscillia Sundah Suntoso dalam acara Jurnalis On Duty Media Indonesia yang disiarkan melalui Instagram Media Indonesia, Senin (8/6).
"Setidaknya gerakan yang terjadi di Amerika dengan BlackLivesMatter untuk kita di Indonesia menjadi DiversityLivesMatter. Kenapa? Karena Indonesia itu sangat beragam, beda dengan Amerika yang mungkin hanya persoalan kulit putih dan kulit hitam saja," kata Lia yang sehari-hari menjadi pengacara imigrasi tersebut.
Kata dia, hidup keberagaman itu penting apalagi dalam konteks Indonesia, keberagaman merupakan sesuatu yang patut disyukuri.
"Artinya momentum ini harus kita jadikan suatu gerakan bersama keberagaman Indonesia. Karena tidak ada yang seberagam kita di Indonesia tetapi kita bisa bertoleransi. Meski harus diakui bahwa rasisme di Indonesia itu juga ada," ujarnya.
Lia yang saat ini tinggal di New York tersebut mendorong gerakan DiversityLivesMatter harus menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat Indonesia.
"Tidak ada kan di kita yang bilang SundaLivesMatter, atau yang lain tetapi DiversityLivesMatter. Maka betapa beruntungnya kita di Indonesia di bawah merah putih itu yang sangat beragam," ungkap Lia yang juga tergabung dalam komunitas Amerika Bersatu tersebut.
DiversityLifeMatter, kata dia, sangat pas dengan konteks Indonesia. Berbicara tentang gerakan melawan rasisme harus menjadi gerakan kemanusiaan bersama.
"Hal pertama tentu kita harus mengakui bahwa rasisme itu ada bahkan di Indonesia. Dan jika bertanya kapan akan berakhir ya sama dengan bertanya kapan manusia akan berhenti lapar? Tetapi ini adalah urusan kita semua, bukan cuma urusan kulit hitam saja tetapi kita sebagai manusia," pungkasnya. (OL-8).
Polisi yang membunuh George Floyd, Derek Chauvin diserang dengan pisau di penjara.
Bagi bibi George Floyd, Angela Harrelson, di antara perkembangan yang paling menonjol setelah kematian keponakannya adalah pengakuan bahwa rasisme sistemik ada.
Chauvin, yang berkulit putih, divonis bersalah oleh persidangan Minnesota, dan dijatuhi hukuman penjara pada Juni tahun lalu, selama 22 tahun dan 1,5 tahun.
Hakim Paul Magnuson memvonis J Alexander Kueng dengan vonis penjara tiga tahun sementar Tou Thao divonis penjara 3,5 tahun.
Pria kulit putih berusia 46 tahun itu mengaku bersalah pada Desember 2021 karena melanggar hak sipil Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun.
Chauvin tertangkap kamera berlutut di leher Floyd, yang disangka menggunakan uang palsu, selama lebih dari sembilan menit sehingga pria itu pingsan dan meninggal dunia pada 25 Mei 2020.
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved