Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Indonesia harus Petik Pelajaran dari Kasus Rasisme Amerika

Thomas Harming Suwarta
08/6/2020 23:53
Indonesia harus Petik Pelajaran dari Kasus Rasisme Amerika
Ilustrasi(AFP)

KASUS rasisme di Amerika yang merebak menjadi gelombang protes besar-besaran bahkan sampai dunia internasional harus juga menjadi pelajaran bagi Indonesia.

Hal itu dipicu oleh kematian pria kulit hitam George Floyd oleh anggota polisi Minnesota.

Hal tersebut mengemuka dalam perbincangan antara Jurnalis Senior Media Indonesia Sabam Sinaga dengan warga negara Indonesia yang berdomisili di Amerika Priscillia Sundah Suntoso dalam acara Jurnalis On Duty Media Indonesia yang disiarkan melalui Instagram Media Indonesia, Senin (8/6). 

"Setidaknya gerakan yang terjadi di Amerika dengan BlackLivesMatter untuk kita di Indonesia menjadi DiversityLivesMatter. Kenapa? Karena Indonesia itu sangat beragam, beda dengan Amerika yang mungkin hanya persoalan kulit putih dan kulit hitam saja," kata Lia yang sehari-hari menjadi pengacara imigrasi tersebut.

Kata dia, hidup keberagaman itu penting apalagi dalam konteks Indonesia, keberagaman merupakan sesuatu yang patut disyukuri. 

"Artinya momentum ini harus kita jadikan suatu gerakan bersama keberagaman Indonesia. Karena tidak ada yang seberagam kita di Indonesia tetapi kita bisa bertoleransi. Meski harus diakui bahwa rasisme di Indonesia itu juga ada," ujarnya.

Lia yang saat ini tinggal di New York tersebut mendorong gerakan DiversityLivesMatter harus menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat Indonesia. 

"Tidak ada kan di kita yang bilang SundaLivesMatter, atau yang lain tetapi DiversityLivesMatter. Maka betapa beruntungnya kita di Indonesia di bawah merah putih itu yang sangat beragam," ungkap Lia yang juga tergabung dalam komunitas Amerika Bersatu tersebut.

DiversityLifeMatter, kata dia, sangat pas dengan konteks Indonesia. Berbicara tentang gerakan melawan rasisme harus menjadi gerakan kemanusiaan bersama. 

"Hal pertama tentu kita harus mengakui bahwa rasisme itu ada bahkan di Indonesia. Dan jika bertanya kapan akan berakhir ya sama dengan bertanya kapan manusia akan berhenti lapar? Tetapi ini adalah urusan kita semua, bukan cuma urusan kulit hitam saja tetapi kita sebagai manusia," pungkasnya. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya