Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meminta masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem di puncak musim penghujan saat ini. Apalagi bencana angin kencang, banjir, longsor dan fenomena hujan es yang terjadi belum lama ini di Sumsel.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Ansori mengatakan pihaknya terus mengimbau warga untuk mewaspadai adanya bencana sebagai dampak dari fenomena hujan es disertai angin kencang yang sudah mulai terjadi saat ini.
"Hujan es disertai angin kencang itu terjadi Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan telah terjadi beberapa waktu lalu. Hujan yang berlangsung sekitar 15 menit tersebut merusak atap 17 rumah dan satu kebun jagung milik warga Kabupaten OKU Selatan," kata dia, Jumat (13/1).
Adapun rumah yang rusak itu masing-masing berada di Desa Padang Sari sebanyak dua unit dan 15 unit beserta satu kebun jagung di Desa Padang Bindu, OKU Selatan. "Tidak ada korban jiwa. Hanya kerusakan ringan yang dirasakan setidaknya 17 kepala keluarga di desa itu," kata dia.
Ia menyebutkan, fenomena ini berpotensi dapat terus terjadi seiring musim hujan yang diprakirakan BMKG berlangsung sepanjang triwulan pertama 2023. Adapun hujan es disertai angin kencang itu kemungkinan terjadi di wilayah dataran tinggi seperti OKU, OKU Selatan, Lahat, Pagaralam, dan Lubuk Linggau.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stamet SMB II Palembang Veronica Sinta menjelaskan fenomena hujan es terjadi disebabkan adanya awan cumulonimbus (CB) yang sangat besar dan padat. Pada awan tersebut terdapat tiga macam partikel yakni butir air, butir air super dingin, dan partikel es.
Dalam kondisi tertentu akibat proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat atau dikenal dengan istilah Strong Updraft and Downdraft di dalam awan Cb. partikel es dapat turun ke permukaan tanah disertai angin kencang (puting beliung) dan hujan.
"Akan dapat terjadi di daerah dataran tinggi. Jadi perlu diwaspadai pada saat hujan es itu angin kencang pada saat kejadian hujan es,� pungkasnya. (OL-15)
Sebuah pesawat Austrian Airlines mengalami kerusakan serius setelah terkena hujan es saat terbang melalui "sel badai petir", Minggu.
Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan.
CUACA ekstrem berupa fenomena hujan es yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah, seperti Surabaya, Lampung, Bekasi dan wilayah lainnya akan terjadi hingga April 2022.
Angin kencang yang disertai hujan es terjadi di Cianjur, Jawa Barat.
Hujan deras yang terjadi telah menyebabkan atap Madrasah di Jalan Argasari, Cihideung dan di Kampung Benda, Kecamatan Cipedes, termasuk sebuah kubah mesjid, roboh.
Banjir yang melanda Provinsi Nangarhar, Kunar, Badakhshan dan Panjshir di Afghanistan menyebabkan 40 orang meninggal dunia.
BPJN sangat merespon bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Maluku, terutama di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Seram Bagian Timur (SBT).
Cuaca ekstrem potensial terjadi karena dipicu beberapa faktor. Di antaranya adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.
CUACA buruk seperti angin kencang dan gelombang tinggi masih melanda di kawasan perairan laut Selat Malaka, Provinsi Aceh.
Hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir berpotensi terjadi di kawasan pegunungan bagian tengah di enam daerah di Jawa Tengah.
Sekitar 83% jemaah haji yang meninggal selama musim haji 2024 adalah tidak resmi atau yang menggunakan visa nonhaji.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved