Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, waspada penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Termasuk di lokasi-lokasi pengungsian yang notabene rawan penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy, kewaspadaan terhadap DBD menyusul tingginya curah hujan sampai sekarang. Kondisi tersebut memunculkan banyak genangan air yang bisa dijadikan tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk.
"Untuk di pengungsian kami sudah menerima laporan DBD. Ada dua titik. Tapi kami masih verifikasi," kata Irvan, Kamis (5/1).
Berdasarkan informasi, kata Irvan, dua orang yang dilaporkan DBD itu merupakan kalangan anak-anak. Irvan menyebut lokasi pengungsian relatif cukup rawan jadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk. Sesuai siklus perkembangannya, nyamuk akan menyimpan telurnya di genangan-genangan air.
"Kita tahu kan (di lokasi gempa) pasti banyak barangkal atau barang-barang yang bisa menampung air yang belum dibuang dalam kondisi seperti ini. Tentu itu risikonya bertambah. Terus memang cuaca, ada hujan lalu panas. Air kemudian menggenang, terus jentiknya berubah jadi nyamuk dewasa. Itu yang menyebabkan jadi vektor," ungkapnya.
Sementara di tempat selain pengungsian, sebut Irvan, sampai saat ini belum menerima laporan. Namun biasanya terlebih dulu akan dilakukan penelitian epidemiologi sebelum dilakukan fogging.
"Lalu kita ambil angka jentiknya di 100 rumah ada berapa," jelasnya.
Khusus di tempat pengungsian, sebut Irvan, seandainya dilaporkan terjadi DBD, maka segera dilakukan fogging. Langkah itu merupakan bentuk penanganan cepat.
"Itu merupakan bentuk treatment. Jadi bagi yang ada informasi DBD kami siap memberikan layanan fogging di tempat pengungsian. Kita bisa langsung atau cut off untuk dilakukan fogging," pungkasnya.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Cianjur, selama 2022 terdapat sebanyak 738 kasus DBD. Dari jumlah kasus tersebut, Case Fertility Rate (CFR) atau angka kasus kematian sebesar 1,08% atau 8 orang yang meninggal dunia. (OL-13)
Pepeling merupakan inovasi yang dikonsep memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak.
Dengan enam kursi di DPRD Cianjur, Wahyu bisa maju
Polres Cianjur menahan dua orang yang diduga menyalahgunakan elpiji subsidi 3 kilogram untuk meraup keuntungan pribadi.
Pasangan Herman-Ibang berpihak kepada para pedagang, terutama pengembangan berbagai infrastruktur di kawasan pasar.
Setahap demi setahap terus dilakukan pembangunan septic tank di lingkungan masyarakat
Hingga saat ini atau hampir 9 tahun berjalan, belum dilaporkan ada kasus rabies di Cianjur.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved