Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEJUMLAH daerah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat rawan mengalami bencana hidrometeorologi. Jelang puncak musim penghujan, masyarakat diimbau untuk mewaspadainya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, menjelaskan saat ini curah hujan di Kabupaten Kuningan sudah mulai mengalami peningkatan. "Walaupun puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi Januari 2022, kami tetap mengimbau masyarakat untuk waspada sejak dini," tutur Indra, Senin (11/10).
Bencana yang hidrometeorologi yang harus diwaspadai masyarakat Kabupaten Kuningan terutama tanah longsor dan pergerakan tanah. Selain itu bencana banjir akibat luapan sungai maupun lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya harus juga diwaspadai.
Selain mewaspadai curah hujan yang tinggi, Indra juga meminta masyarakat untuk mulai memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing. Jika ada saluran air yang tersumbat sampah, hendaknya dibersihkan. "Kami juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana," tutur Indra.
Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Kuningan, pada renteng Januari hingga September 2021, terjadi 133 bencana. Dari jumlah tersebut, didominasi kejadian tanah longsor sebanyak 97 kejadian.
Selain tanah longsor, bencana lainnya adalah angin kencang 11 kejadian, rumah ambruk 10 kejadian, banjir 6 kejadian, kebakaran rumah 4 kejadian dan gerakan tanah 3 kejadian. Ada pula orang hanyut dan orang tenggelam masing-masing satu kejadian.
Dilihat dari waktu kejadian, paling banyak terjadi pada Januari yaitu 49 kejadian. Sedangkan pada bulan lainnya, Februari tercatat ada 15 kejadian, Maret 47 kejadian, April sepuluh kejadian, Mei ada lima kejadian, Juni tiga kejadian, Juli satu kejadian, Agustus dua kejadian dan September satu kejadian.
BMKG Stasiun Meteorologi Kerajati, Kabupaten Majalengka memprakirakan musim hujan 2021/2022 di wilayah Cirebon akan datang lebih awal. Kabupaten Kuningan menjadi salah satu daerah di wilayah Cirebon yang musim hujannya diprakirakan maju dua sampai tiga dasarian dibandingkan kondisi rata-rata. Sejumlah kecamatan di Kabupaten Kuningan akan memasuki musim hujan pada Oktober dasarian I meskipun ada pula yang memasuki musim hujan pada Oktober dasarian II dan III. (OL-15)
SEBANYAK 10.001 bendera merah putih dipasang di Museum Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat ini kondisi yang dialami para pengusaha tekstil adalah import dari negara luar yang tak terkendali. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah untuk membantu pengusaha dalam negeri.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
SAMPAI 2023, total rumah tidak layak huni di Jawa Barat mencapai 45,83%. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah dengan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak.
Nilai rapor dimanipulasi pihak sekolah agar masuk ke delapan sekolah menengah atas (SMA) negeri di Depok
Dukungan itu menguat karena Ono Surono dinilai sebagai sosok pluralisme, sehingga perubahan bisa terjadi.
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved