Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BAGI masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan terutama masyarakat adat suku dayak di kawasan Pegunungan Meratus nama Sumiati mantan kepala desa (pembakal) Pantai Mangkiling sangat dikenal dan dihormati. Sosok Sumiati diibaratkan seorang Srikandi pejuang dan pelindung Pegunungan Meratus.
Seperti biasa kediaman sederhana Sumiati di Desa Alat, Kecamatan Hantakan selalu ramai dikunjungi warga dan sebagian besar dari mereka adalah masyarakat pedalaman. Kedatangan mereka tidak hanya ingin melihat kondisi kesehatan Sumiati tetapi banyak pula yang meminta pendapat dan solusi dari berbagai permasalahan dihadapi di kampung mereka.
baca juga: Pegunungan Meratus
Sejatinya, Sumiati sendiri sudah cukup lama purna tugas sebagai pembakal. Dirinya menjabat pembakal Desa Pantai Mangkiling (saat ini Desa Datar Ajab) sebuah desa di terpencil di kaki Pegunungan Meratus untuk periode 1982-1999. Bahkan sejak menjadi mualaf Sumiati dan keluarga pindah turun gunung ke Desa Alat yang jaraknya 1-2 jam berkendaraan roda dua dari Desa Datar Ajab.
Meski tidak pernah mengenyam pendidikan formal, Sumiati mampu memimpin desanya dengan baik. Di usianya yang sudah senja 66 tahun dan kondisi kesehatannya pun kurang baik, Sumiati tetap berusaha membantu menyelesaikan permasalahan warganya.
"Sebagai sesepuh saya hanya bisa membantu sebatas memberi masukan dan pandangan terhadap masalah yang dihadapi warga, karena saya bukan lagi pemimpin mereka," tutur Sumiati.
Pejuang lingkungan
Sosok Sumiati seolah mengingatkan banyak pihak bahwa perjuangan menyelamatkan kawasan Pegunungan Meratus yang dikenal dengan Save Meratus sudah berlangsung sejak lama.
Jauh sebelum gencarnya penolakan ekspansi tambang dan industri sawit digaungkan dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat pedalaman yang bermukim di sepanjang kaki Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah berjuang mempertahankan pegunungan Meratus dari ekspansi industri perkayuan.
Salah seorang tokoh sentral dalam aksi penolakan aktifitas perusahaan pemegang HPH PT Daya Sakti waktu itu adalah Sumiati. Kala itu Sumiati masih sangat muda, 25 tahun saat menjabat Kepala Desa Pantai Mangkiling di tahun 1982. Ekspansi industri perkayuan yang membabat hutan perawan Gunung Sigaling secara besar-besaran berlangsung sejak 1981 dan terus meluas hingga masuk wilayah Desa Pantai Mangkiling.
Aksi pembabatan hutan besar-besaran ini sangat meresahkan masyarakat, karena penebangan juga merambah ke kawasan hutan adat yang dikeramatkan warga suku dayak Meratus. Kerusakan hutan Meratus sangat jelas terlihat, sehingga memicu protes warga yang dipimpin Sumiati.
"Setiap hari pohon-pohon berdiameter besar ditebang, terus meluas dan hutan menjadi rusak. Masyarakat khawatir kerusakan hutan memicu bencana dan akhirnya kami melakukan protes meminta perusahaan menghentikan aktifitasnya," tutur Sumiati sambil mengenang masa perjuangan waktu itu.
Ironisnya justru masyarakat yang disalahkan dan dituding menjadi penyebab kerusakan hutan karena kegiatan pembukaan lahan dengan sistem ladang berpindah. Namun Sumiati dan warganya pantang menyerah aksi penolakan dan desakan agar perusahaan angkat kaki dari hutan meratus terus berlangsung.
Kisah perjuangan masyarakat Pegunungan Meratus ini pun mendapat perhatian dunia internasional. Hingga 1986, Sumiati dibantu sejumlah wartawan dan organisasi lingkungan dari mancanegara menuntut agar perusahaan segera menghentikan aktivitas penebangan di kawasan Pegunungan Meratus.
Kuatnya penolakan warga yang dapat memicu konflik serta desakan dunia internasional terkait penyelamatan hutan Pegunungan Meratus yang merupakan paru-paru dunia, membuat perusahaan akhirnya angkat kaki.
Ancaman bencana
Namun hutan meratus terus menjadi incaran banyak pihak. Praktek penebangan liar secara sproradis terus berlangsung dan telah memicu semakin parahnya kerusakan hutan. Puncaknya kerusakan kawasan hutan telah menjadi penyebab utama terjadinya bencana banjir bandang pada 2013 dan terakhir pada awal 2021 lalu, dengan dampak yang sangat parah.
Kondisi ini membuat Sumiati sangat prihatin, seolah-seolah perjuangan warga dan masyarakat internasional untuk menyelamatkan meratus sia-sia. Karena itu Sumiati sampai kini masih lantang menyuarakan penyelamatan kawasan Pegunungan Meratus tidak hanya dari praktek penebangan liar tetapi juga ancaman ekspansi industri pertambagan.
Ia berharap adanya kesadaran masyarakat dan semua pihak tentang pentingnya menjaga hutan Meratus. Dan adanya tindakan nyata pemerintah dalam upaya penyelamatan kawasan Pegunungan Meratus. (N-1)
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
FENOMENA mabuk kecubung berujung maut di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) tengah diselidiki oleh pihak Polda Kalsel.
KASUS mabuk tanaman kecubung merebak di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dua orang tewas dan puluhan warga dari berbagai daerah harus dirawat pusat rehabilitasi Rumah Sakit Jiwa.
Sejumlah proyek pembangunan akan diresmikan bertepatan Hari Jadi Provinsi Kalsel dan menjelang berakhirnya masa jabatan Gubernur Kalsel.
KEBAKARAN terjadi di permukiman Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Sebanyak 22 rumah ludes terbakar dan 30 keluarga kehilangan tempat tinggal.
Sertifikat ini merupakan kedua diperoleh Kalsel, setelah sebelumnya menerima sertifikat indikasi geografis untuk produk cabai Hiyung yang disebut sebagai cabai terpedas.
Penanaman ribuan pohon dan karnaval Geopark Meratus di kawasan bandara Syamsudin Noor menjadi salah satu agenda kegiatan peringatan hari jadi ke 74 Provinsi Kalimantan Selatan.
TNI bagikan 200 bibit kopi kepada warga adat suku Dayak Meratus Desa Hinas Kiri, untuk tingkatkan ekonomi masyarakat di pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan.
JALAN lintas di kaki Pegunungan Meratus yang menghubungkan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali longsor.
Kampung Anggrek di Desa Tumingki diharapkan meningkatkan daya tarik pariwisata alam di kawasan Pegunungan Meratus.
AMAN Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan (Kalsel) menentang rencana pemanfaatan nilai ekonomi karbon (perdagangan karbon) dari kawasan hutan Pegunungan Meratus.
Kawasan hutan tropis Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan memiliki potensi besar dalam perdagangan karbon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved