Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Petani Milenial Jawa Barat Bisa Raup Rp4,4 Juta dari Budi Daya Le

Bayu Anggoro
14/4/2021 18:25
 Petani Milenial Jawa Barat Bisa Raup Rp4,4 Juta dari Budi Daya Le
Kolam ikan lele dengan metode bioflok milik Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat(DOK/DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN JAWA BARAT)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat telah meluncurkan program petani
milenial pada Maret 2021. Selain untuk regenerasi, langkah
inipun dilakukan untuk meningkatkan produktivitas generasi muda dari
sektor tersebut.

Salah satunya dilakukan Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Jawa
Barat dengan menyiapkan pembudi daya ikan milenial (PIM). Setiap petani
milenial yang dibina diproyeksikan meraup untung setidaknya Rp4,42 juta
per bulan.

Kepala Diskanla Jawa Barat Hermansyah menjelaskan, pihaknya telah
menyeleksi 82 PIM yang sesuai dengan persyaratan yakni berusia 19-39,
lulusan SMK perikanan atau mengenal inovasi teknologi bidang perikanan,
serta memiliki pengalaman sebagai pembudi daya ikan atau generasi
keturunan pembudi daya ikan. "Ada ratusan pendaftar," katanya
di Bandung, Rabu (14/4).

Dari jumlah tersebut, terdapat 44 PIM yang sudah memiliki lahan sendiri. Sementara 38 lainnya tidak memiliki lahan (petani intensif) sehingga akan ditempatkan di sejumlah aset Diskanla Jawa Barat.

Hermansyah memastikan pihaknya sudah menentukan komoditas yang akan dibudidayakan yakni ikan lele, nila, dan udang.

Bagi yang memiliki lahan sendiri, menurutnya, akan memperoleh suntikan
dana Rp50 juta/orang yang bersumber dari KUR Bank BJB. Bagi pembudi daya ikan lele, modal kerja tersebut akan digunakan untuk pembuatan tiga kolam bioflok berdiameter 4 meter serta pengadaan 20 ribu benih. Sementara bagi pembudi daya nila akan digunakan untuk membuat lima kolam bioflok berdiamater 4 meter serta 10 ribu benih.

Sementara untuk kelompok petani intensif, pihaknya telah menyiapkan
lahan di empat lokasi, yakni di Cijengkol, Kabupaten Subang (budi daya
lele), dan Ciherang, Kabupaten Cianjur (nila). "Mereka akan diberikan
masing-masing empat sampai enam bioflok," ujarnya.

Menurut Hermansyah, metode kolam bioflok dipilih karena bisa
meminimalisasi pakan yang harus disediakan. "Karena ada bakterinya, jadi lebih efisien di pakan."

Jika berhasil, setiap PIM diproyeksikan mendapatkan penghasilan Rp5,62 juta/bulan untuk budi daya lele. Lele akan dipanen setiap dua bulan sekali.

"Dalam setiap panen, dari jumlah benih itu setiap petani akan memperoleh laba Rp11,258 juta," ucapnya.

Adapun untuk budidaya nila, menurut Hermansyah, akan panen setiap empat bulan sekali.

Dalam sekali panen nila, para petani muda ini diproyeksikan mendapat
laba Rp17,69 juta. Setiap bulannya mencapai Rp4,42 juta.

Untuk budi daya udang, lanjut Hermansyah, pihaknya menyiapkan
lahan di Cibalong, Kabupaten Garut bagi enam PIM. Di atas lahan milik
Diskanla Jawa Barat itu, kelompok tani tersebut akan memanfaatkan tambak seluas 1.300 m2 yang akan diisi 270 ribu benih udang.

Jika berhasil, setiap pembudi daya udang milenial ini diproyeksikan meraup untung Rp7,1 juta/bulan. "Udang juga sama, panennya
setiap empat bulan sekali," katanya.

Agar target itu tercapai, Diskanla Jawa Barat mendampingi PIM sejak
awal, mulai dari pembekalan terkait analisa kelayakan dan penyusunan
rencana kerja, pengenalan teknologi, hingga teknik pengemasan dan
pemasaran. Selain itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan evaluasi
langsung ke setiap PIM.

Lebih lanjut Hermansyah mengungkapkan, saat ini masing-masing PIM sudah
memulai aktivitasnya. "Bulan April ini masih tahap pengadaan sarana."

Untuk budi daya lele, dia memproyeksikan sudah bisa dipanen pada Juni,
sedangkan untuk nila dan udang pada Agustus mendatang. "PIM intensif (di lahan Diskanla) angkatan I ini akan berakhir dalam waktu setahun.
Selanjutnya akan direkrut PIM intensif angkatan II, III, dan
seterusnya," katanya.

Dia berharap setiap angkatan PIM bisa berkembang dan mandiri usai
menjalani program tersebut. "Kalau berhasil, mereka pasti memiliki
keinginan untuk mengembangkan usaha mereka di tempat lain, tidak
terus-terusan di sini. Kalau terus di sini, berarti mereka tidak
berkembang," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya