Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEBAKARAN hutan dan lahan kembali terjadi di tepi jalan Tol Palembang-Indralaya, Dea Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Ogan Olir, Selasa (11/8). Mendapat laporan adanya kebakaran lahan tersebut, tim satuan tugas gabungan diterjunkan untuk memadamkan kobaran api dan asap yang menutupi jalan.
"Kebakaran di dekat tol terjadi hari ini. Tim satgas darat dan udara sudah memadamkan api secara maksimal," kata Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Selasa (11/8).
Menurut Ansori, belum tercatat luas lahan terbakar di tepi jalan tol trans sumatra itu. Sebab tim masih fokus pemadaman lahan untuk mengemdalikan kabut asap. "Luas lahan belum dilaporkan, diusahakan api secepatnya padam. Dan pada siang tadi kita mendapat laporan bahwa api sudah padam, sekarang sedang dalam tahap pendinginan," kata dia.
Diakuinya, dalam kebakaran lahan itu tercatat ada empat hektar lahan yang hangus terbakar. "Di area yang terbakar itu merupakan lahan mineral yang tumbuh semak belukar. Dan kami tegaskan sekarang sudah padam," ucapnya.
Terkait luasan lahan terbakar sepanjang tahun 2020, Ansori menyebut hingga kini baru ada 13 hektare lahan terbakar. Data ini belum termasuk titik kebakaran yang terjadi beberapa hari terakhir.
Sementara itu, Komandan Lanud SMH Palembang, Kolonel Pnb Firman Wirayuda menyebut penanganan kebakaran lahan di Ogan Ilir diterjunkan tiga unit helikopter waterboombing. "Untuk Indralaya hari ini kita kirimkan tiga heli water bombing untuk pemadaman di lokasi. Tim ini dibantu satgas darat yang sudah siaga di lokasi," kata Firman.
Khusus penanganan karhutla di Sumsel, Firman menyebut satgas udara sudah menyiapkan 12 heli water boombing. Dua heli digunakan untuk patroli dan sisanya untuk pemadaman. "Total kita ada 12 heli, maksinal heli yang digunakan untuk water boombing
itu ada 8 unit. Ini kita maksimalkan di lapangan, titik kecil kebakaran kita padamkan," katanya.
Selain helikopter, hari ini ada satu unit pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC). Pesawat rencananya mulai terbang esok hari (12/8) mencari titik-titik potensi hujan.
"Besok kita usahakan sudah mulai terbang untuk TMC. TMC kita datangkan karena di Sumsel masih ada potensi hujan, menurut BNPT masih berpotensi," pungkasnya. (OL-12)
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Pemadaman api terhambat karena air di dekat lahan kebakaran sudah habis.
Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar melakukan Penandatanganan Nota Kesepakatan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palembang.
Kabut asap di Ogan Ilir sudah muncul sejak tiga pekan terakhir.
Kencangnya angin membuat kebakaran makin meluas.
Belum bisa dipastikan sampai kapan para santri tersebut nantinya bisa kembali ke pondok pesantren.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mencatat ada tiga daerah yang masuk kategori rawan kebakaran hutan dan lahan saat ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved