Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PADA Kamis (16/2), Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama Divers Clean Action (DCA) mengunjungi 3 bank sampah binaan program PHINLA, yakni Bank Sampah Suka Senang yang berlokasi di Jakarta Utara dan dua Bank Sampah di Jakarta Timur yaitu Bank Sampah Jalak Green Collection dan Bank Sampah Cucokrowo.
Program PHINLA dalam pengelolaan sampahnya dapat meningkatkan kehidupan masyarakat baik dari sisi sosial ekonomi maupun lingkungan hidup.
Di Bank Sampah Suka Senang, terdapat pemuda dengan kebutuhan khusus yang juga aktif berperan sebagai pengurus. Sehingga kegiatan pengelolaan sampah di bank sampah ini bisa dikatakan bersifat inklusif. Para pengurusnya pun tidak hanya aktif dalam operasional bank sampah, namun terlibat pula dalam edukasi pengelolaan sampah dari rumah ke rumah.
Baca juga: Kolaborasi untuk Pengurangan Sampah
Salah satu dampak keaktifan pengurus bank sampah dalam melakukan sosialisasi ke warga adalah kenaikan jumlah warga yang bergabung ke bank sampah. Dari 42 nasabah pada Juni 2021 menjadi 171 nasabah di Januari 2023.
Dampaknya, jumlah sampah yang dapat dikelola oleh Bank Sampah Suka Senang juga meningkat, dari 72 kilogram di Agustus 2021, menjadi 805 kilogram di November 2022.
Sementara itu, Bank Sampah Jalak Green Collection (JGC), Jakarta Timur, aktif menjalankan kebijakan pengelolaan sampah Peraturan Gubernur No. 77 tahun 2020 tentang pengelolaan sampah lingkup rukun
warga. Hal itu dibuktikan dengan berjalannya mekanisme penjemputan dan pengangkatan sampah terjadwal untuk sampah organik, residu, dan B3.
Bank sampah ini juga telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk menjalankan pengelolaan sampah yang bernilai ekonomis.
Jalak Green Collection juga kreatif dalam mendaur ulang sampah plastik sachet menjadi kerajinan tangan. Dampak secara lingkungan, bank sampah JGC berkontribusi positif terhadap kenaikan jumlah ‘rumah yang melakukan pemilahan sampah’ dari 50 rumah di Januari 2022, menjadi 342 rumah di Januari 2023.
Kemudian di Bank Sampah Cucakrowo, selain menjalankan kegiatan rutin bank sampahnya, pengurus bank sampah Cucakrowo juga menjalankan kegiatan Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak (ASKA).
ASKA merupakan bentuk kelompok simpan pinjam yang dikembangkan oleh WVI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama anak.
Melalui kelompok ASKA, WVI mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam proses menabung yang dilakukan secara individu. Masyarakat juga diajarkan untuk mengelola arus kas keluarga dan pemanfaatan dana yang mereka simpan di kelompok tersebut.
WVI memperkenalkan kegiatan ASKA sebagai salah satu inovasi kegiatan yang dapat mendukung semakin berkembangnya bank sampah.
Di Bank Sampah Cucakrowo ini terdapat dua kelompok ASKA yang dijalankan oleh pengurus bank sampah, dan kedua ASKA tersebut terbukti telah menjadi daya tarik bagi warga untuk turut terlibat melakukan praktik pemilahan sampah, dan bergabung sebagai nasabah bank sampah.
Menurut catatan pengurus bank sampah, melalui dua kelompok ASKA yang ada di Bank Sampah Cucak Rowo ini telah berkontribusi menambah jumlah nasabah bank sampah sebanyak 59 orang.
Menurut Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia (WVI) Angelina Theodora, pengelolaan sampah yang dikembangkan dalam program PHINLA terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama anak-anak.
“Di lapangan, media dapat melihat sendiri bagaimana Program PHINLA untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri.”
Lebih lanjut Angelina mengatakan, “Program PHINLA yang saat ini berjalan di wilayah DKI Jakarta dapat pula diadaptasi oleh pemerintah daerah lainnya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.” (OL-1)
Dia mengunjungi tempat pengolahan sampah yang dilakukan Bank Sampah Great Bandung yang dilakukan salah satu gereja.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lembaga pengelola bank sampah di seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas atau badan hukum seperti koperasi.
Berkat tangan dinginnya, setidaknya 97 anak dari Yayasan Kumala kini sukses memberikan training bagi 13 ribu orang dari instansi pemerintah, komunitas, dan perusahaan swasta.
Masyarakat perlu paham dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan limbah B3.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved