Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
WARGA Israel dan Palestina mengadakan pemakaman terhadap para remaja yang tewas dalam penembakan yang menargetkan warga Israel dan penyerbuan tentara ke sebuah kota di Palestina. Kini, kekerasan terus berkecamuk di Tepi Barat yang diduduki.
Para pelayat berkumpul di pemukiman Israel, Shilo, di sekitar jenazah Nahman Mordof, 17. Remaja itu adalah salah satu dari empat warga Israel yang tewas pada Selasa (20/6). Dia menjadi korban dalam serangan bersenjata di sebuah pom bensin yang berdekatan pemukiman Eli.
Pasukan Israel kemudian menangkap tiga orang yang dicari di desa Orif, Tepi Barat. Menurut militer, kawasan itu merupakan tempat tinggal para pria bersenjata tersebut.
Baca juga: Israel Kerahkan Helikopter Apache, Lima Warga Palestina Tewas
Di Jenin, TV Palestina menayangkan rekaman anak-anak perempuan berseragam sekolah yang membawa mayat teman sekelasnya yang terbunuh dalam serangan tentara Israel di kota itu pada hari Senin.
"Sadil Naghnaghiya, 15, meninggal dunia akibat luka tembak yang dideritanya dalam serangan Israel yang berlangsung selama berjam-jam," demikian pengumuman kementerian kesehatan Palestina pada Rabu, (21/6).
Baca juga: Israel Bunuh Dua Warga Palestina dalam Serangan di Tepi Barat
Enam warga Palestina lainnya, termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dan seorang militan, tewas dalam serangan tersebut.
Juru bicara kelompok militan Palestina Hamas, Hazem Qassem, menggambarkan serangan hari Selasa terhadap warga Israel sebagai respons terhadap kejahatan pendudukan Israel di Jenin dan di tempat lain.
Uni Eropa mengutuk penembakan tersebut sebagai serangan teror.
"Uni Eropa sangat khawatir dengan eskalasi kekerasan yang sedang berlangsung di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki serta perluasan pemukiman yang terus berlanjut," kata blok tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan, tidak termasuk Yerusalem timur yang dicaplok. Wilayah tersebut kini menjadi rumah bagi sekitar 490.000 warga Israel yang tinggal di pemukiman. Padahal wilayah itu dianggap ilegal menurut hukum internasional.
"Penembakan mematikan tersebut memicu serangan balasan oleh pemukim Yahudi terhadap penduduk kota Huwara, Palestina, yang berdekatan” kata walikota dan seorang penduduk kepada AFP. (AFP/Fer/Z-7)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
KOALISI perjuangan nasional dan Islam Palestina mendeklarasikan Rabu (31/7) sebagai hari mogok nasional dan menyerukan demonstrasi kemarahan atas terbunuhnya Ismail Haniyeh.
PERWAKILAN faksi-faksi Palestina sepakat menyatukan posisi Palestina dalam kerangka Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) untuk menghadapi perang genosida dan agresi Israel.
Aktivis Palestina di Tepi Barat mengatakan mereka tidak bisa merayakan keputusan ICJ ketika situasi di wilayah pendudukan lebih buruk dari sebelumnya.
PLO kecam pembantaian Israel dan eskalasi di Tepi Barat
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa kebijakan Israel di Tepi Barat yang diduduki menghancurkan prospek solusi dua negara dengan Palestina.
Ehud Olmert, mantan PM Israel, memperingatkan Benjamin Netanyahu tentang kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan atas kejahatan yang dilakukan di Tepi Barat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved