Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Melbourne Hadapi Ancaman Gelombang Kedua Virus Covid-19

Nur Aivanni
22/6/2020 15:50
Melbourne Hadapi Ancaman Gelombang Kedua Virus Covid-19
Venue manager Nat Presutto melayani pelanggan di the Workers Club pub, Melbourne pada 1 Juni 2020(AFP/WILLIAM WEST)

Warga Australia, pada Senin (22/6), diperingatkan untuk menghindari bepergian ke Melbourne karena kota terbesar kedua di negara tersebut memperketat pembatasan di tengah kekhawatiran gelombang kedua wabah virus covid-19.

Negara bagian Victoria telah mencatat lebih dari 110 kasus dalam sepekan terakhir, banyak di antara kasus tersebut ada di Melbourne. Hal itu yang kemudian mendorong para pemimpin dari wilayah lain untuk memperingatkan warganya agar tidak mengunjungi enam hotspot virus di kota itu.

Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Gladys Berejiklian mengatakan siapa pun yang akan mengunjungi kota tersebut harus mempertimbangkan kembali rencananya.

Baca juga: Kampanye Trump Sepi, 'Diganggu' Fan K-pop dan Pengguna TikTok

"Pada tahap ini, sarannya adalah jangan melakukan perjalanan ke hotspot tersebut," ujar Berejiklian kepada wartawan di Sydney. "Kami akan menyarankan orang-orang tidak melakukan perjalanan ke Melbourne kecuali jika mereka harus melakukannya," sambungnya.

Para pejabat di Victoria telah menghentikan rencana yang mengizinkan adanya peningkatan jumlah pengunjung di restoran dan kafe. Peraturan yang lebih ketat akhirnya diterapkan kembali, yaitu pertemuan di rumah. Itu dilakukan sebagai respons terhadap wabah virus covid-19.

Langkah yang diambil tersebut merupakan langkah mundur ketika negara bagian lainnya terus mencatat jumlah kasus baru yang rendah dan memulai kembali perekonomian mereka.

Meskipun jumlahnya masih relatif rendah di Melbourne, lonjakan tingkat penularan masyarakat telah memicu kekhawatiran bahwa virus covid-19 bisa menjadi sulit untuk dikendalikan.

Kepala Petugas Kesehatan negara bagian itu Brett Sutton mengatakan situasinya sekarang telah mencapai 'titik berbahaya' karena tidak ada rencana B.

"Kami benar-benar menghadapi risiko puncak kedua, tetapi kami bisa mengatasinya, dan kami harus bisa mengatasinya," tukas Sutton kepada wartawan, Sabtu lalu.

Seperti negara bagian lainnya, pembatasan awal pada perjalanan dan pertemuan berhasil menekan virus di Melbourne sebelum pekan lalu.

Klaster baru telah muncul di Stamford Plaza Hotel, Melbourne, yang digunakan untuk mengarantina warga yang kembali dari luar negeri, sebuah toko pakaian H&M di utara kota dan di beberapa pinggiran kota.

Australia telah mencatat hampir 7.500 kasus covid-19 dan 102 kematian, meskipun beberapa daerah telah menyatakan diri mereka bebas dari virus covid-19. (AFP/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya