Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SATU kota Amerika Serikat di North Carolina melarang pelatihan pasukan kepolisiannya oleh militer Israel, sebagai akibat dari pembunuhan warga kulit hitam George Floyd, lapor The New Arab.
Dewan Durham memilih dengan suara bulat 6-0 untuk mengadopsi larangan itu, setelah petisi oleh aktivis mengumpulkan lebih dari 1.400 tanda tangan di tengah protes global terhadap rasisme dan kebrutalan polisi yang dipicu oleh pembunuhan Floyd.
Dewan mengatakan larangan itu meluas ke wilayah mana pun yang menawarkan pelatihan gaya militer kepada kepolisiannya.
"Pasukan Pertahanan Israel dan Polisi Israel memiliki sejarah panjang kekerasan terhadap orang-orang Palestina dan jews of colour (orang-orang Yahudi yang keluarga aslinya berasal dari negara-negara Afrika, Asia, atau Amerika Latin," kata petisi Demilitarize! From Durham2Palestine seperti dilaporkan, Rabu (10/6) waktu Indonesia.
"Mereka tetap menggunakan taktik pembunuhan di luar proses pengadilan, kekuatan berlebihan, profil rasial dan penindasan keadilan sosial," tambah keterangan tersebut.
"Taktik ini semakin memiliterisasi pasukan polisi AS yang berlatih di Israel, dan pelatihan ini membantu polisi menteror komunitas kulit hitam dan cokelat di AS," kata petisi itu.
Langkah ini menjadikan Durham kota pertama yang melarang pelatihan pasukannya oleh polisi dan militer Israel. Namun, kemungkinan yang mengikuti langkah kota itu bisa lebih banyak ketika pihak berwenang di seluruh AS mengambil tindakan drastis untuk mengatasi rasisme dan kebrutalan polisi di tengah beberapa protes terbesar di negara itu.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia dan aktivis telah mengklaim penggunaan kekuatan mematikan dipicu oleh pertukaran informasi dua arah dan pelatihan antara polisi berpangkat tinggi yang bertanggung jawab atas kekerasan ini di AS dan pejabat keamanan Israel.
Kematian Floyd memicu curahan kemarahan publik tentang kebrutalan polisi yang bermotif rasial, memicu seruan untuk pembubaran departemen kepolisian di AS dan mereformasi kurikulum sekolah dengan memasukkan sejarah kolonial
Pada Minggu, mayoritas anggota dewan di Minneapolis, tempat Floyd terbunuh, telah memilih untuk menghapuskan departemen kepolisian kota, kurang dari dua minggu setelah pembunuhan Floyd yang tidak bersenjata. (Middleeastmonitor/OL-13)
Baca Juga: Bill Gates Sebut Rasisme di Amerika Sistemik
Polisi yang membunuh George Floyd, Derek Chauvin diserang dengan pisau di penjara.
Bagi bibi George Floyd, Angela Harrelson, di antara perkembangan yang paling menonjol setelah kematian keponakannya adalah pengakuan bahwa rasisme sistemik ada.
Chauvin, yang berkulit putih, divonis bersalah oleh persidangan Minnesota, dan dijatuhi hukuman penjara pada Juni tahun lalu, selama 22 tahun dan 1,5 tahun.
Kueng, yang akan menjalani kedua hukuman tersebut secara bersamaan, diberikan kredit selama 84 hari sudah dijalani.
Hakim Paul Magnuson memvonis J Alexander Kueng dengan vonis penjara tiga tahun sementar Tou Thao divonis penjara 3,5 tahun.
Pria kulit putih berusia 46 tahun itu mengaku bersalah pada Desember 2021 karena melanggar hak sipil Floyd, pria kulit hitam berusia 46 tahun.
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved